Bandar Lampung (Lampost.co) — Organisasi Peduli lingkungan Lampung Mitra Bentala ikut menyoroti masalah banjir di Bandar Lampung. Pihaknya menilai penyebab banjir tersebut terjadi karena ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Tapis Berseri terus berkurang.
Direktur Mitra Bentala Rizani Ahmad mengatakan banjir itu akibat oleh semakin berkurangnya lahan terbuka hijau karena terdegradasi oleh alih fungsi lahan, menjadi bangunan dan permukiman.
“Jadi ketika hujan mengguyur Bandar Lampung air yang lewat tidak tertangkap atau teresap dengan baik, sehingga terjadi banjir,”katanya, Senin, 22 April 2024.
Penyebab selanjutnya pengurukan gunung di Bandar Lampung yang semakin marak, tanpa memperhatikan dampak yang timbul ketika hujan turun.
Padahal, pohon memiliki peran penting untuk mencegah banjir. Hal ini karena pohon dapat menahannya sehingga air meresap ke dalamnya.
“Termasuk pengerukan gunung, dia (pengusaha) mengambil material membangun tidak menanam. Buka lahan harus ada antisipasi agar tidak banjir,”katanya.
Penyebab selanjutnya, kata dia, karena kurang atau tidak berfungsi drainase dengan baik, sehingga pemerintah perlu memperbaiki. Agar aliran air lancar dan tidak meluap ke permukiman.
“Kapasitas drainase kita minim, karena pembangunan yang terus berkelanjutan tanpa memikirkan daerah resapan air atau dampak dari pembangunan itu,”katanya.
Selanjutnya kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan, tidak membuang sampah ke aliran sungai. Serta mendorong perumahan atau pembangunan yang ada harus membuat RTH untuk resapan air.
“Banyak bangunan tidak ada resapan air. Kalau bisa tiap rumah-rumah atau perumahan sediakan sedikit resapan air, tanam pohon,”katanya.