Bandar Lampung (Lampost.co) — Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung telah merilis hasil survei konsumen yang menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Maret 2024 sebesar 129,00.
Meski demikian BI Provinsi Lampung menyatakan nilai tersebut berada pada level optimis (>100), meskipun tercatat melambat jika melihat angka 133,08 pada Februari 2024.
“IKK Provinsi Lampung yang tetap positif, sejalan dengan IKK Nasional pada Maret 2024 yang sebesar 123,8, atau tetap berada pada level optimis,” ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung Junanto Herdiawan, Senin, 29 April 2024.
Junanto menyampaikan, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang mencerminkan persepsi konsumen terhadap kinerja perekonomian saat ini tetap berada pada level optimis meskipun mengalami perlambatan.
Hal ini tercermin dari IKE sebesar 117,00 jika melihat angka 117,33 pada Februari 2024. Tetap kuatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini ada dukungan dari optimisme konsumen terhadap penghasilan. Meskipun optimisme konsumen mengalami penurunan pada ketersediaan lapangan kerja saat ini dan tingkat konsumsi barang tahan lama (durable goods).
Pada Maret 2024, 49% responden memiliki persepsi bahwa penghasilan saat ini meningkat jika melihat enam bulan lalu. Sementara itu keyakinan konsumen dalam melakukan pembelian durable goods lebih rendah pada bulan sebelumnya.
Tercatat 14% responden yang mengkonsumsi durable goods saat ini menurun, sementara 56% responden lainnya menyatakan relatif stabil. Konsumsi durable goods yang menurun terutama pada belanja furnitur dan perabotan rumah tangga yang tercatat sebanyak 38%.
Indeks Ekspektasi Konsumen
Begitu juga dengan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang mencerminkan persepsi konsumen terhadap kinerja perekonomian enam bulan ke depan (September 2024). Hal ini juga tetap berada pada level optimis, yaitu pada Maret 2024 tercatat sebesar 141,00, meski lebih rendah jika melihat angka 148,83 pada periode sebelumnya.
Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan yang tetap optimis terutama ditopang oleh stabilnya perkiraan penghasilan enam bulan yang akan datang.
“Sebanyak 60% responden memprakirakan penghasilan enam bulan mendatang meningkat, sementara 36% responden lainnya memprakirakan stabil,” kata dia.
Lalu sebanyak 47% responden menyatakan penghasilan yang lebih tinggi pada enam bulan mendatang karena adanya kenaikan/tambahan gaji/upah. Sementara 26% responden menyatakan karena ada dorongan dari kenaikan tambahan pendapatan di luar gaji.
Di sisi lain indeks ekspektasi terhadap perkiraan kondisi kegiatan usaha secara umum pada enam bulan yang akan datang tercatat sebesar 129,50. Lebih rendah jika dibandingkan dengan 139,00 pada bulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan perlambatan pada perkiraan ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan yang akan datang.