Bandar Lampung (Lampost.co) — Film berjudul “Sekura” menyabet gelar film Lampung terbaik di ajang Festival Film Lampung (FFL) 2024. Karya yang disutradarai pelajar SMAS BPK Penabur Bandar Lampung, Joshua Michael Nainggolan, itu menyisihkan empat pesaingnya, yaitu Sesiahan, Warizan, Puwarei, dan Tasamuh.
Hal itu menjadi hasil dalam malam anugerah FFL 2024 di IIB Darmajaya, Sabtu malam, 25 Mei 2024. Berbekal film Sekura, remaja tersebut turut masuk empat nominasi. Keempat kategori itu adalah penata gambar terbaik, penyunting gambar terbaik, film pelajar terbaik, dan film lampung terbaik.
Joshua Michael Nainggolan mengaku FFL menjadi salah satu ajang terberat. Sebab, prosesnya cukup panjang mulai dari peserta mengirimkan karya video.
BACA JUGA: Daftar Film Horor Terbaik hingga Sejarah Perkembangannya di Indonesia
Pengiriman itu bersama persyaratan lainnya, seperti foto dan biodata sutradara, kartu pelajar, trailer, foto pemain, poster film, dan surat pernyataan orisinal karya.
FFL 2024 total mengumpulkan 214 peserta dari seluruh Indonesia. Jumlah itu melewati screening menjadi 125 besar hingga lolos kurator Lampung untuk mengeliminasi menjadi 40 film.
Karya dari 40 peserta itu masuk dalam penilaian tiga juri nasional yang menentukan untuk masuk nominasi dan pemenang di 14 kategori.
“Sekura sendiri masuk empat nominasi, artinya lima besar. Dari empat nominasi itu, syukurnya bisa memenangi kategori Film Lampung Terbaik di FFL. Ini menjadi salah satu kategori paling bergengsi,” kata Joshua, kepada Lampost.co, Minggu, 26 Mei 2024.
BACA JUGA: 9 Fakta Dibalik Film Vina: Sebelum 7 Hari
Selain prosesnya yang panjang, FFL memiliki persaingan yang ketat karena berharapan para senior di bidang perfilman.
“Apalagi, saya masih pelajar dan tetap ada kewajiban untuk ujian dan tugas sehingga membagi waktu menjadi satu tantangan tersendiri. Tapi, sekolah mendukung dengan memberikan dispensasi,” ujar dia.
Menurut dia, produksi film tersebut mencapai dua bulan. Mulai tahap membuat script, menentukan pemain, lokasi hingga properti. Setelah seluruh persiapan itu matang baru memulai proses syuting.
Dia menggarap film tersebut bersama delapan krunya. Namun, dia berperan langsung sebagai sutradara, editor, dan penata gambar.
Sinopsis Film Sekura
Dia menguraikan, film berdurasi lima menit itu menceritakan tentang sosok Nathan, seorang siswa yang menjadi korban bullying di sekolahnya. Pelajar itu bercita-cita untuk menjadi sukses di dunia seni pertunjukan.
Nathan yang sedang memikirkan konsep pertunjukkan mendapat ide untuk mengolah kertas bekas menjadi sebuah topeng khas adat Lampung (Sekura). Topeng itu yang akan digunakan pada pertunjukan selanjutnya.
Nathan pun mengajak Jul, siswa yang kerap membullynya untuk bekerja sama menjadi tim perwakilan sekolah di Festival Seni Nasional. Mereka bergotong royong untuk mewujudkan sebuah penampilan yang maksimal demi mengharumkan nama sekolah.
Film tersebut mewakili tradisi Sekura yang memiliki makna humanisme yang menunjukkan manusia memiliki sifat baik dan buruk. Namun, seluruh masyarakat akan saling berbaur selama tradisi Sekura berlangsung.
Sementara penggunaan topeng itu melatih masyarakat agar tidak menilai seseorang dari bagian luarnya. “Perayaan adat itu menjadi pengingat jika hanya Tuhan yang mengetahui kebaikan dan keburukan setiap orang,” kata dia.
Kepala Sekolah SMAS BPK Penabur Bandar Lampung, Dian Pujiastuti, mengatakan perlombaan menjadi momen penting untuk pembuktian minat dan bakat siswanya.
“Memang punya minat, bakat, dan potensi, yang cukup kuat dengan usianya yang masih sangat muda. Tapi, dia sudah memiliki berbagai prestasi di tingkat nasional,” kata Dian.
Untuk itu, siswanya tersebut sangat fokus terhadap bidang perfilman untuk menghasilkan karya yang lebih luas. Hal itu diiringi pula dengan terus mengasah dan menguji kemampuan di berbagai perlombaan.
“Sekolah juga turut mendukungnya dengan memberikan beberapa masukan dan ruang. Termasuk untuk melibatkan teman-temannya dalam proses penggarapan film agar tidak hanya Joshua yang bisa terakomodir bakatnya, tetapi siswa lainnya juga,” katanya.