Bandar Lampung (Lampost.co)–Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Lampung memaparkan perekonomian Lampung Triwulan I 2024 yang menunjukan pertumbuhan moderat 3.30 (yoy). Ini didukung kebijakan pemerintah dan konsumsi rumah tangga yang kuat.
Kepala Kanwil DJPb Perbendaharaan Provinsi Lampung Mohammad Dody Fachrudin dalam paparannya menerangkan meski triwulan I 2024 yang menunjukan pertumbuhan, namun ketidakpastian global akibat konflik geopolitik dan perubahan iklim (El Nino berkepanjangan) masih menekan pasar dan produktivitas sektor basis Lampung yaitu sektor pertanian.
Ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan I 2024 tumbuh moderat 3,30 persen (yoy). Meskipun tumbuh, kinerja ekonomi ini masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 4,94 persen (yoy) pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 4,8 Persen
Pertumbuhan ini juga berada di bawah pertumbuhan nasional 5,11 persen (yoy) dan regional Sumatera sebesar 4,24 persen (yoy). Secara quarter-to-quarter (qtq), ekonomi Lampung mengalami kontraksi 1,24 persen (qtq).
Walaupun kinerja secara qtq lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya, tapi masih berada di bawah nasional yang hanya terkontraksi 0,83 persen (qtq).
Pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh didorong utamanya oleh konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga masih menguat terpacu peningkatan konsumsi masyarakat pada berbagai momen penting. Seperti bulan Ramadan, menjelang Hari Raya Idulfitri, serta perayaan keagamaan lainnya termasuk Tahun Baru China.
Selain itu, peningkatan pendapatan masyarakat yang disebabkan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) juga berkontribusi dalam mendorong daya beli masyarakat.
Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) Lampung per 1 Januari 2024 juga berperan dalam peningkatan pendapatan masyarakat secara umum.
Tantangan Global
Berbagai tantangan dihadapi ekonomi Lampung, termasuk imbas tensi geopolitik terhadap kondisi pasar global dan neraca perdagangan luar negeri, baik dari sisi impor maupun ekspor.
Tahun 2024 merupakan tahun politik yang membuat investor cenderung wait and see dalam melakukan aktivitas investasi.
Dampak climate change (El Nino) juga berdampak pada produktivitas sektor utama Provinsi Lampung yaitu Pertanian. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan merupakan penyumbang PDRB terbesar kontribusi di triwulan IV 2024 sebesar Rp26.652,73 miliar atau 23,78 persen dari total PDRB.
Lalu industri Pengolahan, serta Perdagangan Besar dan Reparasi Kendaraan yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 18,92 persen dan 14,66 persen. Namun demikian, sektor pertanian mengalami kontraksi sebesar 10,97 persen (yoy) akibat dari El Nino berkepanjangan dan penurunan permintaan komoditas global.
Inflasi Terjaga
Inflasi Lampung tetap terjaga pada di level sasaran 2,5±1 persen (yoy). Capaian inflasi Maret 2024 adalah sebesar 3,45 persen (yoy), di atas inflasi nasional sebesar 3,05 persen (yoy).
Secara bulanan, rata-rata inflasi Lampung triwulan I 2024 sebesar 0,19 persen (mtm) lebih rendah dari rata-rata inflasi triwulan IV 2023 sebesar 0,44% (mtm). Secara garis besar tekanan inflasi triwulan I 2024 tersokong kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau utamanya komoditas beras.
Suku bunga acuan pada triwulan I 2024 berada pada angka 6,00 persen untuk memastikan inflasi terkendali dalam level sasaran 2,5±1 persen (yoy). Fokus kebijakan moneter melalui suku bunga acuan terus diarahkan untuk menjaga nilai rupiah tetap stabil.
Triwulan I 2024 nilai tukar rupiah terdepresiasi terhadap USD sehingga meningkatkan harga barang impor. Namun demikian, impor bahan baku dan penolong serta impor barang konsumsi mengalami peningkatan. Kenaikan ini menunjukkan indikasi sektor industri dan investasi di Lampung yang masih berkembang dengan baik dan daya beli masyarakat yang tetap kuat.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Lampung menunjukkan tren penurunan menjadi 4,12 persen, berbanding periode Februari 2023 yang tercatat sebesar 4,18 persen. Hal ini mengindikasikan adanya
pemulihan yang berkelanjutan atas kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Lampung akibat dampak pandemi yang sebelumnya terjadi.
Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung menunjukkan tren positif, meningkat dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Dan konsisten mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Rata-rata NTP Provinsi Lampung di triwulan I 2024 mencapai 120,58, lebih tinggi dari capaian NTP nasional yang sebesar 119,54. Namun demikian, capaian ini masih di bawah rata-rata NTP regional Sumatera yang sebesar 129,63.