Bandar Lampung (Lampost.co)– Penggunaan WiFi mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai lapisan masyarakat dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet Indonesia2024 mencapai 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk 2023.
Dari hasil survei penetrasi internet Indonesia 2024 yang dirilis APJII, tingkat penetrasi internet Indonesia menyentuh angka 79,5%. Ini naik 1,4 persen dari pada periode sebelumnya.
Baca juga: Gangguan Jaringan Internet Akibat Listrik Sumbagsel Padam, ini Tanggapan Operator Seluler
Salah satu pekerja di bidang bisnis digital, Dyah Desy, mengatakan ia menggunakan WiFi karena keseharian kerjanya hanya di rumah saja atau Work from home (WFH).
“Sebelum pandemi aku kerja di kantor, tapi setelah 2021 kemarin mulai WFH dan mulai pasang WiFi,” ungkapnya, Jumat, 14 Juni 2024.
Desy sapaan akrabnya menyebut penggunaan Wi-Fi lebih efisien,karena sinyal kuat dan harga paket penawaran dari penyedia layanan tergolong murah.
“Aku sebulan Rp300 ribu untuk WiFi udah termasuk langganan TV berkabel. Dari pada pakai internet data lebih mahal dan terbatas kuotanya,” jelasnya.
Kendala Wifi
Ia menyebut kendala untuk pengguna Wi-Fi misalnya mengalami mati listrik, yang membuatnya juga menyiapkan cadangan berupa kuota internet.
“Kalau mati lampu itu repot apalagi kita kerjanya di depan layar komputer setiap hari,” tambahnya.
Sementara itu, Meita pekerja digital juga menyebut penggunaan Wi-Fi lebih efisien untuk pekerja WFH.
“Kerjanya kan di rumah aja, jadi pasang Wi-Fi itu udah paling pas. Bisa sambil streaming film juga kan kalau selesai kerja,” pungkasnya.