Rabat (Lampost.co)—Rumah Sakit Pusat Regional Beni Mellal di Maroko Tengah melaporkan 21 kematian yang berkaitan dengan gelombang panas.
Dalam pernyataannya, Kementerian Kesehatan Maroko mengatakan di antara korban meninggal, 17 pasien telah menerima perawatan di rumah sakit.
Kementerian mencatat mayoritas mereka yang meninggal dunia adalah lansia dan pasien yang memiliki riwayat sakit kronis.
Peningkatan suhu yang signifikan memperburuk kondisi kesehatan mereka, yang pada akhirnya menyebabkan kematian.
Sebelumnya pada hari itu, Kementerian Kesehatan memberitahukan rencana menerapkan “langkah-langkah mendesak untuk mengurangi dampak gelombang panas tinggi terhadap kesehatan masyarakat”.
Pada Minggu (21/7/2027), Direktorat Meteorologi Maroko mengeluarkan peringatan bagi warga, meramalkan suhu yang dapat mencapai 46oC di beberapa wilayah pada Rabu.
Direktorat itu mengimbau warga untuk berhati-hati selama periode panas ekstrem ini.
Maroko, negara Afrika Utara dengan iklim Mediterania, sedang bergulat dengan suhu musim panas yang makin tinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Peningkatan suhu ini juga menyebabkan peningkatan kebakaran hutan, sehingga memberikan tantangan tambahan bagi negara tersebut.
Mengenal Tradisi Asap : Simbol Sakral dalam Pemilihan Paus Baru
Vatikan (lampost.co)--Dunia Katolik kini memasuki masa sede vacante, sekaligus menandai mulainya proses konklaf yakni pemilihan Paus baru yang telah menjadi...