Bandar Lampung (Lampost.co)–Nyanyian-nyanyian tradisional yang keluar dari bibir anak-anak mungil lengkap dengan kostum daerah itu seakan membawa penonton kembali terbawa pada masa kecilnya dulu. Ditambah alunan musik angklung berbaur gemerlap cahaya lampu sorot sudah cukup menambah suasana memorial yang syarat akan nilai-nilai moral warisan leluhur.
Bertajuk “Mahadaya Indonesia”, Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur Bandar Lampung menggelar pentas seni yang diselenggarakan di Gedung Bagas Raya, Bandar Lampung pada Kamis, 19 Januari 2023.
Ambar Sri Prastiwi selaku Ketua Panitia sekaligus Kepala Sekolah BPK Penabur Bandar Lampung menjelaskan bahwa dasar dari diselenggarakannya acara ini untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air pada siswa. Serta menggali potensi siswa dalam menyalurkan bakat dan kemampuannya.
Ambar mengatakan panitia beserta murid-murid telah melakukan persiapan selama empat bulan lamanya.
“Karena ini adalah penampilan dari jenjang TK sampai dengan SMA dan SMK sehingga membutuhkan waktu panjang untuk latihan selama empat bulan, dan itu terhitung dari bulan Oktober,” katanya.
Acara ini dihadiri 1.500 tamu undangan yang terdiri dari Pengurus Yayasan BPK Penabur Bandar Lampung, BPK Penabur Metro, Dinas Pendidikan Provinsi dan Kota, perwakilan sponsor, para murid serta orang tua siswa BPK Penabur Bandar Lampung yang ikut berpartisipasi.
Sementara itu, Boby Kurniawan Taslim selaku Ketua Pengurus BPK Penabur Bandar Lampung mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan dari acara pentas seni ini. Dirinya merasa senang karena siswa-siswi kebanggaannya bisa memberikan penampilan yang terbaik.
“Saya senang sekali dan bangga karena semua bisa berjalan dengan baik berkat semua kerja sama dari siswa-siswi, dukungan orang tua, dan guru-guru sehingga semua berjalan dengan baik,” kata Boby.
Kemudian mengenai alasan alasan diangkatnya tema “Mahadaya Indonesia”, Reka Rini Hutagalung selaku Pengurus Pendamping BPK Penabur Bandar Lampung menjelaskan kegiatan ini harapannya mampu membawa Indonesia bangkit pasca pandemi Covid-19.
Selain itu, memberikan peluang kepada siswa untuk bisa bangkit membangun semangat baru pascadua tahun tidak bisa beraktivitas normal akibat pandemi.
Adapun mengenai konsep dekorasi dan skenario dalam acara pentas seni Mahadaya Indonesia ini mengusung tema penanaman nilai-nilai Pancasila.
Agoes Soesyono, selaku pengonsep skenario dan dekorasi mengatakan bahwa pemahaman nilai-nilai pancasila saat ini sudah mulai pudar, sehingga melalui pentas seni ini dirinya berusaha menanamkan kembali pancasila kepada generasi muda.
Penampilan anak-anak seperti drama, permainan Angklung, presentasi budaya daerah, tarian tradisional dan modern, paduan suara lagu daerah, solo biola, band musik, serta tarian kipas dengan musik Tionghoa yang mengingatkan kita akan keberagaman yang ada di Indonesia menjadi ucapan selamat menyongsong Tahun Baru Imlek.
“Selama ini memang kalau saya mengkonsep itu selalu mengambil budaya-budaya daerah, untuk mengenalkan potensi keberagaman di Indonesia,” pungkas Agoes.