Rize (Lampost.co)—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan negaranya bisa saja memasuki Israel untuk membantu perjuangan bangsa Palestina. Seperti yang pernah Ankara lakukan pada masa lalu terhadap Libya dan Nagorno-Karabakh. Erdogan tidak mengelaborasi maksud dengan “memasuki Israel”.
Erdogan, yang telah menjadi kritikus keras serangan Israel di Jalur Gaza, mulai membahas perang yang meletus sejak Oktober 2023 itu dalam pidato pada hari Minggu (28/7/2024) kemarin.
“Kita harus sangat kuat agar Israel tidak dapat melakukan hal-hal konyol lagi terhadap Palestina. Sama seperti kita pernah memasuki Karabakh, sama seperti kita pernah memasuki Libya, kita mungkin melakukan hal yang sama kepada mereka,” kata Erdogan dalam pertemuan Partai AKP di kampung halamannya di Rize.
“Tidak ada alasan mengapa kita tidak dapat melakukan ini. Kita harus kuat sehingga kita dapat mengambil langkah-langkah ini,” sambungnya, dalam pidatonya, lansir India Today, Senin (29/7/2024).
Perwakilan AKP belum menanggapi panggilan yang meminta perincian lebih lanjut tentang komentar Erdogan. Israel juga belum berkomentar apa pun.
Erdogan diyakini merujuk pada tindakan masa lalu Turki. Pada 2020, Turki pernah mengirim personel militer ke Libya untuk mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya yang PBB akui.
Perdana Menteri Libya, Abdulhamid al-Dbeibah, mengepalai Pemerintah Persatuan Nasional di Tripoli, dengan dukungan Turki.
Turki telah membantah adanya peran langsung dalam operasi militer Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, tetapi tahun lalu mengatakan pihaknya menggunakan “segala cara,” termasuk pelatihan militer dan modernisasi untuk mendukung sekutu dekatnya tersebut.