Taheran (Lampost.co)— Pada Kamis, 1 Agustus 2024, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memimpin salat jenazah untuk Ismail Haniyeh. Pemimpin Hamas yang tewas dalam serangan yang terduga pelakunya adalah Israel.
Kematian Haniyeh di Teheran meningkatkan kekhawatiran akan perang yang lebih luas di Timur Tengah dan mengancam negosiasi gencatan senjata di Gaza. Iran dan Hamas menuduh Israel atas pembunuhan Haniyeh, dan Khamenei memerintahkan serangan langsung terhadap Israel sebagai balasan.
Pembunuhan ini terjadi beberapa jam setelah serangan Israel yang menewaskan Fuad Shukr, anggota senior Hizbullah yang di dukung oleh Iran.
Menurut The New York Times, salat jenazah yang di pimpin oleh pemimpin tertinggi Iran diperuntukkan bagi tokoh-tokoh berpangkat tinggi. Acara tersebut di gambarkan oleh Press TV Iran sebagai “pemakaman kenegaraan,” dengan banyak peserta yang membawa bendera Palestina. Jenazah Haniyeh akan di terbangkan ke Qatar, tempat tinggalnya.
Respons Iran terhadap insiden ini belum jelas. Namun pejabat negara tersebut mempertimbangkan serangan militer terhadap target Israel di dekat Tel Aviv dan Haifa menggunakan kombinasi pesawat nirawak dan rudal.
Meski Israel belum memberikan komentar mengenai pembunuhan Haniyeh. Mereka mengakui serangan terhadap Shukr yang tertuduh bertanggung jawab atas serangan sebelumnya yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja.
Iran sebelumnya telah meluncurkan serangan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada bulan April. Namun berusaha menghindari eskalasi lebih lanjut. Tidak jelas apakah respons kali ini akan mengikuti pola yang sama.
Haniyeh, sebagai tokoh penting Hamas, berperan dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza. Kematiannya menimbulkan pertanyaan mengenai dampak terhadap upaya tersebut.
Di tengah meningkatnya ketegangan, Kementerian Luar Negeri AS memperingatkan warganya untuk menjauh dari perbatasan Lebanon dan Suriah di Israel utara. Selain itu, United Airlines dan Delta Air Lines menangguhkan penerbangan mereka ke Israel karena kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah.