Bandung (Lampost.co): Untuk menghindari penularan penyakit cacar air yang melanda sejumlah siswa di SMAN 5 Kota Bandung, Jawa Barat, pihak sekolah mengubah sistem pembelajaran tatap muka menjadi online di dua kelas yang siswanya tertular penyakit cacar air.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan, dari laporan yang dia dapatkan, pembelajaran di tujuh kelas yang ada di SMAN 5 Kota Bandung diubah dari tatap muka menjadi online. Lima kelas belajar secara online karena ruang kelasnya tengah ada renovasi.
Baca juga: Dinas Kesehatan Pesisir Barat Minta Warga Waspadai Cacar Monyet
“Dua kelas lainnya yang dionlinekan karena ada siswanya terkena cacar air. Kelas yang pertama ada 6 orang terkena cacar air. Kalau kelas kedua, kami belum dapat keterangan dan kami akan datang ke sekokah. Namun eskalasinya tidak terlalu luas sebetulnya,” papar Anhar, Selasa, 8 Oktober 2024.
Menurut dia, langkah sekolah dengan membuat sistem belajar online untuk dua kelas tersebut sudah tepat. Mengingat cacar air bisa menular.
Dinas Kesehatan akan terus memantau agar tidak menular ke siswa lain atau kelas lain. Selain itu Dinas Kesehatan juga melakukan pemantauan ke rumah sakit untuk mengetahui ada tidaknya kenaikan kasus cacar air khususnya di Kota Bandung.
“Sejauh ini memang tidak ada kenaikan kasus yang signifikan untuk penyakit cacar air di Kota Bandung,” kata Anhar.
Dia menambahkan, penyakit cacar air gampang menular. Sehingga bila ada warga yang terkena cacar air, pihaknya berharap tidak beraktivitas di tempat umum. Kalau siswa yang terdampak, bisa belajar di rumah dulu melalui online dulu.
Penularan
Penularan cacar air bisa melalui droplet atau bisa melalui sentuhan. Cairan pecah memercik itu juga bisa menyebabkan penularan.
“Bisa juga terkena alat-alat atau barang-barang, bisa jadi sumber penularannya. Jadi, penularannya relatif gampang. Sebagai langkah pencegahannya, dengan memakai masker, cuci tangan yang rajin apalagi sudah menyentuh sesuatu,” ujarnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Tantan Surya Santana mengatakan, kesehatan siswa sangat pihaknya utamakan. Bila terjadi kasus cacar air di sekolah, maka metode pembelajarannya akan pihak sekolah setempat sesuaikan. Hal tersebut sebagai upaya mitigasi dan pencegahan bersama-sama dengan Dinas Kesehatan.
“Kebijakan Dinas Pendidikan hasil survelans epidemiologi dari Dinas Kesehatan. Ada panduan pencegahan penanganan pengobatan. Preventif dan kuratif. Nanti kami akan buat surat edaran ke sekolah-sekolah upaya-upaya hal tersebut,” tegas Tatan.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News