Jakarta (Lampost.co) — Tidur sejatinya menjadi waktu istirahat usai seseorang menjalani aktivitas. Tapi bukan berarti saat tidur kita terhindar dari berbagai penyakit seperti penyakit jantung.
Hanya saja berbeda dengan saat tubuh terjaga, waktu tidur menyebabkan beberapa perubahan fisiologis yang dipengaruhi oleh irama sirkadian atau jam biologis yang mengatur proses penting bagi tubuh.
Saat tidur, tubuh lebih dipengaruhi oleh sistem persarafan parasimpatis. Hal ini mengakibatkan perlambatan dalam laju nadi, laju napas, dan dengan penurunan tekanan darah.
Baca Juga:
Jangan Anggap Sepele! Berikut 4 Tanda Serangan Jantung Pada Generasi Muda
“Serangan jantung umumnya terjadi saat siang hari. Tetapi pada orang-orang yang memiliki kelainan pernapasan terkait tidur (sleep disordered breathing), serangan jantung umum terjadi saat tidur,” kata dr. Dony Yugo Hermanto, Sp. J.P, Subsp. Ar. (K), FIHA.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Aritmia RS Pondok Indah ini juga mengatakan, kelainan jantung lain yang dapat tercetus saat tidur antara lain adalah gangguan irama (aritmia).
“Dengan adanya pengaruh sistem persarafan parasimpatis yang dominan, beberapa kelainan irama jantung seperti nadi yang terlalu lambat (bradikardia), fibrilasi atrium, dan bahkan henti jantung mendadak dapat terjadi saat tidur,” jelas dr. Dony.
Apakah henti jantung mendadak dapat terjadi pada pasien tanpa memiliki riwayat penyakit sebelumnya?
Pasien tanpa memiliki riwayat penyakit bisa saja mengalami henti jantung. Henti jantung mendadak tanpa ada penyakit jantung sebelumnya kita kenal dengan istilah sudden cardiac death. Jika hal ini terjadi di waktu tidur, maka kita sebut sebagai sudden unexplained nocturnal death syndrome (SUNDS).
SUNDS banyak terjadi di kawasan Asia Tenggara. Sebagian besar orang dengan SUNDS karena gangguan irama yang berbahaya saat tidur.
“Gangguan irama ini disebabkan oleh adanya kelainan pada kanal ion jantung yang didapat saat lahir. Contoh yang paling umum di Indonesia adalah sindrom Brugada,” kata dr. Dony.
Sindrom Brugada adalah kelainan genetik yang memengaruhi sistem kelistrikan jantung, sehingga menyebabkan irama jantung tidak teratur. Kondisi ini dapat mengancam jiwa dan berkontribusi sebanyak 4% terhadap total kematian jantung mendadak.