Bandar Lampung (Lampost.co) — Komet langka Tsuchinshan-ATLAS sedang menghiasi langit malam dan akan mencapai puncak kecerahannya dalam beberapa hari mendatang. Komet itu memiliki karakteristik mencolok berupa kepala yang bercahaya seperti bintang dan ekor panjang yang memukau.
Fenomena langka itu hanya terjadi sekali seumur hidup dan menjadi perhatian para pengamat langit di seluruh dunia. Meski awalnya komet itu lebih banyak terlihat di belahan bumi selatan, pengamat di belahan bumi utara juga dapat menyaksikan keindahan Tsuchinshan-ATLAS dengan jelas.
Waktu terbaik untuk melihat komet itu tanggal 10 hingga 12 Oktober, saat fajar atau senja dengan bantuan teropong atau teleskop.
Kecerahan komet Tsuchinshan-ATLAS bisa menyamai planet Venus, salah satu objek paling terang di langit malam. Bahkan, ekornya yang indah dan memanjang dapat berubah bentuk seiring pergerakannya mendekati Matahari.
Komet itu saat ini akan mencapai magnitudo pertama hingga kedua, yang menandakan tingkat kecerahan sangat tinggi.
Pada 9 Oktober, komet itu akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari dan memberikan kesempatan emas bagi para pengamat untuk menyaksikan keindahannya.
Selama periode itu, pengamat di wilayah Amerika Serikat dan sebagian wilayah belahan bumi utara dapat mulai melihat komet itu di langit timur-selatan saat fajar menyingsing.
Fenomena Langka di Langit
Komet Tsuchinshan-ATLAS memiliki koma (kepala komet) dengan diameter sekitar 209.000 kilometer, sedangkan ekornya membentang sejauh 29 juta kilometer.
Ukurannya yang spektakuler, komet itu sebelumnya hanya dapat terlihat di wilayah tropis dan belahan bumi selatan. Namun, kini pengamat di seluruh dunia bisa menyaksikan kehadirannya di langit malam.
Pada 7 hingga 11 Oktober, komet itu akan terlihat di belahan bumi utara sekitar 25 menit sebelum atau setelah matahari terbit dan terbenam. Pada puncaknya, kecerahan komet itu bisa terlihat di siang hari, menjadikannya salah satu komet paling mencolok yang pernah menghiasi tata surya.
Pengamatan langsung terhadap komet yang dekat dengan Matahari memerlukan kehati-hatian. Mengamati komet secara langsung tanpa perlindungan dapat berisiko karena paparan cahaya Matahari yang dapat menyebabkan kerusakan mata permanen.
Cara paling aman untuk menyaksikan momen langka itu melalui gambar dari Observatorium Heliosferik dan Surya (SOHO), yang dapat menangkap momen spektakuler ketika komet melintas di dekat Matahari.
Selain itu, pengamat juga harus menggunakan teleskop atau teropong dan mencari lokasi yang minim polusi cahaya untuk mendapatkan pandangan terbaik.
Mulai 12 hingga 26 Oktober, komet Tsuchinshan-ATLAS akan menampilkan pertunjukan terbaiknya di langit sore. Muncul sekitar 6 derajat di atas ufuk barat-daya.
Setiap malam, komet itu akan makin tinggi di langit, mencapai 38 derajat di atas cakrawala pada 26 Oktober. Pada titik itu, komet Tsuchinshan-ATLAS akan menjadi objek paling terang di tata surya setelah Bulan.