Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memperkuat kuota ekspor Benih Bening Lobster (BBL).
Adapun terdapat dua wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yakni perairan barat (WWP 572) dan perairan timur (WPP 712).
Kabid Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Hardian SY. Prayitno mengatakan untuk kuota di wilayah barat atau WPP 572 sebanyak 8.869.073 ekor.
“Untuk Lampung yang melalui jalur timur atau WPP 712 ada kuota sebesar 5.874.516 ekor per tahun. Adapun kuota Lampung sudah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ujarnya, Rabu, 16 Oktober 2024.
Namun, tambahnya, kuota ekspor BBL tersebut belum sepenuhnya terpenuhi. Hingga Agustus 2024, BBL asal Lampung yang telah terekspor sebanyak 215.183 ekor atau 2,42 persen dari jumlah kuota.
“Kementerian Kelautan dan Perikanan juga telah mengatur hanya ada dua lokasi yang menjadi tempat pengiriman BBL secara resmi, yaitu Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai,” ujarnya.
Siloker
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7 Tahun 2024 telah ada aturan terkait jalur untuk ekspor BBL. Pada Peraturan Menteri tersebut, bahwa nelayan harus terdaftar melalui aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Lobster Kepiting Rajungan (Siloker).
“Masyarakat yang mau melakukan ekspor BBL harus terbentuk dalam satu kelompok nelayan penangkap lobster. Kemudian akan direkomendasikan oleh Dinas Perikanan kabupaten/kota,” katanya.
Menurutnya nanti nelayan akan dapat dikumpulkan melalui koperasi dan sudah ada jalur yang legal oleh pemerintah dan tentunya untuk kuota juga telah ada penentuannya.
“Saat ini terdapat 19 kelompok penangkap lobster yang terdiri dari 2.079 nelayan yang sudah terdaftar. Namun yang sudah mendapatkan kuota ekspor 10 kelompok dan sudah ada 17 surat keterangan asal yang di keluarkan,” ujar dia.
Adapun negara tujuan ekspor adalah Vietnam. Kemudian harganya yang mahal di tingkat nelayan paling rendah senilai Rp8.500 per ekor. Namun di lapangan terkadang Rp13 hingga Rp14 ribu per ekor dan di Vietnam paling rendah Rp150 ribu per ekor.