Bandar Lampung (Lampost.co) — Polresta Bandar Lampung turut menyasar kelompok pelajar dalam Operasi Zebra Kraktau 2024. Hal tersebut sebagai bentuk penanaman kesadaran pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas.
Kasat Lantas, Kompol Ridho Rafika, mengungkapkan jumlah pelanggaran pengendara di bawah umur menjadi yang terbanyak pada Operasi Zebra. Pengendara berusia di bawah umur itu merupakan kalangan pelajar.
Giat itu menjadi salah satu fokus upaya preventif melalui edukasi langsung selain memberikan sanksi hukum. Edukasi ini bertujuan menanamkan kesadaran akan pentingnya tertib berlalu lintas sejak dini, guna menekan angka kecelakaan di kalangan remaja.
Baca Juga: Ribuan Pengendara Terjaring Razia dalam Operasi Zebra
“Kami ingin anak-anak muda memahami betapa pentingnya keselamatan saat berkendara. Tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga bagi pengguna jalan lainnya,” ungkapnya saat melakukan edukasi di SMA YP Unila, Senin, 21 Oktober 2024.
Materi sosialisasi meliputi pemahaman tentang rambu lalu lintas, pentingnya menggunakan helm standar, serta larangan berkendara tanpa SIM. Polisi juga mengingatkan risiko penggunaan ponsel saat berkendara yang kerap menjadi penyebab kecelakaan.
“Kecelakaan sering kali terjadi karena kelalaian kecil, seperti tidak memakai helm atau bermain ponsel. Kami harap siswa bisa lebih disiplin dan mematuhi aturan saat di jalan,” katanya.
Baca Juga: Hari Kedua Operasi Zebra 2024 Sasar 5 Titik di Bandar Lampung
Operasi Zebra akan berlangsung hingga akhir Oktober, dengan fokus pada pencegahan pelanggaran yang berpotensi menimbulkan kecelakaan. Selain sosialisasi di sekolah, polisi juga melakukan pemeriksaan di sejumlah titik rawan pelanggaran.
Pelanggaran yang menjadi prioritas antara lain pengemudi di bawah umur, mengendarai kendaraan melawan arus, dan melebih batas kecepatan. Kemudian penggunaan helm berstandar SNI bagi pemotor dan sabuk pengaman bagi pengendara mobil.
Pengendara baik motor atau pun mobil dengan dipengaruhi alkohol pun menjadi sasaran penegakan hukum karena dapat membahayakan pengendara lain. Lalu kendaraan yang over kapasitas juga akan menjadi sasaran utama penindakan.
“Kami ingin menciptakan budaya tertib berlalu lintas, terutama di kalangan pelajar, agar masa depan generasi muda lebih aman dan sehat,” ujar Ridho.