Bandar Lampung (Lampost.co) — Institut Teknologi Sumatera (Itera) terus menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan teknologi kendaraan listrik di Indonesia.
Dekan Fakultas Teknologi Industri Itera, Hadi Teguh Yudistira mengklaim telah ada dua prototipe kendaraan yang sedang mereka kembangkan. Pertama berbasis listrik dan satu lagi berbahan bakar kelapa sawit.
Untuk mendukung upaya ini, Itera telah menjalin berbagai kerja sama dengan pihak luar. Salah satunya adalah dengan PT Pindad yang memiliki fokus sebagai pengembang kendaraan dalam negeri.
Baca Juga:
Itera dan PT KAI Kolaborasi Kembangkan Teknologi Pendeteksi Kerusakan Rel Kereta
Selain itu, Rektor Itera baru-baru ini juga melakukan kunjungan ke Hyundai di Korea Selatan guna membahas kolaborasi dalam mengembangkan kendaraan listrik ramah lingkungan.
“Kami juga mengembangkan kemitraan internasional dengan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Berdiskusi dengan Prof. Azizan dari UKM yang memiliki keahlian dalam pengembangan baterai untuk kendaraan listrik,” ungkapnya, Jumat, 25 Oktober 2024.
Menurut Hadi, salah satu tantangan terbesar dalam teknologi kendaraan listrik saat ini adalah terkait baterai. Hal ini mencakup daya tahan dan umur pakainya.
“Hingga saat ini, belum ada penelitian yang mendalam mengenai umur panjang baterai kendaraan listrik. Padahal hampir setengah biaya kendaraan listrik berasal dari komponen baterainya,” jelasnya.
Selain itu, kendaraan listrik ini meski kian populer dalam dua tahun terakhir, masih menghadapi kekhawatiran akan penurunan nilai jual. Seiring dengan penurunan performa baterai dan waktunya.
“Isu lainnya adalah kapasitas baterai. Saat ini, produsen seperti BYD telah mengklaim produknya mampu menempuh jarak hingga 2.000 km, jauh lebih tinggi dari standar 500 hingga 600 km sebelumnya. Ini tantangan besar yang harus kita perhatikan,” ungkap Hadi.
Ia mengaku pihaknya kini berada di tahap awal penjajakan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik, baik dari segi perencanaan maupun riset teknologi baterai.
“Dalam lima tahun ke depan, Itera berharap dapat mengembangkan prototipe kendaraan listrik yang sesuai dengan kebutuhan pasar dalam negeri dan berdaya saing,” pungkasnya.