Pringsewu (Lampost.co)-– Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen meningkatkan inovasi dalam pengelolaan sampah plastik sebagai upaya menjaga keberlanjutan lingkungan.
Pejabat (Pj) Bupati Pringsewu, Marindo Kurniawan memaparkan berbagai strategi yang telah mereka lakukan. Salah satunya melalui inovasi mesin extruder multifungsi pengola sampah plastik.
Marindopun juga mengatakan Pringsewu menghasilkan sekitar 163 ton sampah setiap hari. Kemudian 32,67 ton di antaranya adalah limbah plastik. Untuk itu pihaknya terus berupaya mencari solusi terhadap masalah sampah plastik yang sulit terurai.
Menurutnya, mesin extruder multifungsi dikembangkan untuk mengolah limbah plastik menjadi biji plastik. Biji plastik ini kemudian dapat menyalurkannya ke sektor usaha kecil. Seperti percetakan rumah tangga dan pembuatan peralatan olahraga.
Selain itu, lelehan plastik hasil olahan mesin ini dapat menjadi produk perabotan. Seperti sisir, gagang sapu, kursi dan tempat tisu. Sehingga memberi nilai tambah pada sampah plastik yang sebelumnya menjadi masalah.
“Mesin ini didesain dengan fitur canggih. Seperti kecepatan pemrosesan, panas yang stabil, serta hemat energi. Dengan adanya mesin ini, kami harapkan dapat meringankan masalah limbah plastik sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat,” ujar Marindo pada Seminar nasional dan Talkshow Pengelolaan Sampah dalam Mendukung Kegiatan Keberlanjutan Lingkungan di Urban Hotel.
Integrasi Teknologi
Sementara itu, Pj Gubernur Lampung, Samsudin, menegaskan pentingnya integrasi teknologi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Teknologi harus hadir untuk menjawab masalah lingkungan yang mendesak. Seperti yang kita lihat di BSD City, perbaikan jalan menggunakan biji plastik sudah di terapkan dengan hasil positif. Model ini dapat menjadi inspirasi dalam pengelolaan sampah di Lampung,” ujar Samsudin.
Samsudin mengungkapkansetiap hari Lampung memproduksi timbunan sampah sekitar 4.461,32 ton, dengan total tahunan mencapai 1.684.956,87 ton. Sayangnya, hanya sekitar 33,96 persen dari total sampah tersebut yang mampu ditangani, yaitu sebesar 572.213,22 ton per tahun.
Penanganan sampah yang belum optimal ini menjadi perhatian utama. Terutama di kota besar seperti Bandar Lampung, yang kini mengalami kelebihan kapasitas tempat pembuangan.
Sebagai langkah lanjutan, Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen mendorong peningkatan indeks inovasi pengelolaan sampah.
Di 2023, Pringsewu berhasil mencatatkan peringkat 29 dari 416 kabupaten di Indonesia dalam indeks inovasi daerah. Ini menunjukkan perkembangan positif dalam implementasi teknologi pengelolaan sampah.
“Dengan adanya berbagai upaya ini, kami berharap masalah sampah di Lampung dapat mengelola lebih baik dan berkelanjutan. Mari kita wujudkan lingkungan yang bersih dan sehat untuk generasi mendatang,” ajak Samsudin.
Ia berharap upaya keberlanjutan ini menjadi langkah konkret pemerintah dalam menangani salah satu masalah besar lingkungan. Sekaligus mendorong pemanfaatan teknologi sebagai solusi nyata dalam pengelolaan sampah di Lampung.