Jakarta (Lampost.co)— PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), emiten yang mengelola jaringan KFC di Indonesia, mengalami kerugian bersih sebesar Rp557 miliar hingga kuartal III tahun 2024. Penurunan kinerja ini juga diikuti oleh penutupan 47 gerai KFC.
Menurut laporan FAST yang terpublikasi pada, Sabtu,9 November,2024, penurunan pendapatan menjadi penyebab utama kerugian ini.
Pada kuartal III-2024, FAST membukukan pendapatan sebesar Rp3,59 triliun, turun 22,2% jika membandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,62 triliun.
Manajemen FAST menyebutkan bahwa kondisi ini merupakan dampak jangka panjang dari pemulihan yang lambat setelah pandemi Covid-19, yang membuat penjualan belum mencapai target. Serta memburuknya situasi pasar akibat krisis di Timur Tengah.
Hingga 30 September 2024, beban pokok penjualan perusahaan turun menjadi Rp1,51 triliun. Beban penjualan dan penyalurani serta beban administrasi umum masing-masing turun menjadi Rp2,1 triliun dan Rp572,03 miliar.
Di sisi lain, beban operasional lainnya dan beban keuangan naik menjadi Rp36,96 miliar dan Rp61,18 miliar. Sementara pajak penghasilan meningkat menjadi Rp85,52 miliar.
Pendapatan operasi lainnya serta pendapatan keuangan masing-masing menurun menjadi Rp40,41 miliar dan Rp2,91 miliar. Sementara bagian laba dari entitas asosiasi kini merugi sebesar Rp75,15 juta setelah sebelumnya mencatat laba Rp1,96 miliar.
Total liabilitas FAST tercatat meningkat menjadi Rp3,56 triliun per 30 September 2024. Naik dari Rp3,19 triliun pada akhir Desember 2023. Sementara itu, total ekuitas turun signifikan dari Rp723,88 miliar di akhir 2023 menjadi Rp262,18 miliar pada akhir kuartal III-2024. Dan total aset menurun dari Rp3,91 triliun di akhir tahun lalu menjadi Rp3,83 triliun.
Per akhir September 2024, jumlah gerai KFC yang beroperasikan FAST berkurang menjadi 715 gerai dari 762 gerai pada akhir 2023, dengan pengurangan karyawan sebanyak 2.274 orang. Dari 15.989 karyawan menjadi 13.715 orang.