Jakarta (lampost.co)–Wanita yang mengalami lupus dan ingin hamil sebaiknya mengobati lupusnya hingga mereda atau remisi. Setidaknya enam bulan sebelum rencana kehamilan.
“Sebaiknya penderita lupus paling tidak enam bulan bebas atau gejalanya ringan sekali. Jadi jangan hamil manakala lupus aktif,” kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Heru Sundaru Sp.PD K-A di Jakarta, baru-baru ini.
Pada wanita yang memiliki lupus aktif, kehamilan akan membuat gejala lupusnya semakin berat. Pengobatan lupus juga akan mengganggu perkembangan janin dan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan lupus aktif.
Bayi akan mengalami gangguan irama jantung karena antibodi ibu menyerang sang anak.
“Kemudian ada juga lupus itu disertai penyakit anti-phospholipid syndrome Yaitu menjadi kekentalan darah ada riwayat keguguran yang berulang-ulang. Biasanya di bawah tiga bulan, atau bayinya tidak berkembang,” katanya.
Lupus penyakit autoimun kronis, sistem imun menyerang tubuh. Sebanyak 85-90 persen wanita muda pada usia reproduksi 15–45 tahun rentan mengalami risiko lupus. Selain faktor hormon wanita, ada juga faktor genetik atau turunan dari riwayat keluarga yang menderita penyakit autoimun.
Anda juga dapat referensi berita atau artikel terkait kesehatan lainnya dengan membaca di website idicirebon.org