Bandar Lampung (Lampost.co): Kondisi darurat kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak harus segera pemerintah atasi. Yakni dengan langkah nyata yang mampu menjawab berbagai tantangan yang ada.
“Bila kondisi kekerasan yang terjadi dinyatakan darurat. Sudah seharusnya pemerintah mengambil langkah segera untuk mengatasinya. Tentu saja dengan langkah nyata dan terukur, serta melibatkan semua pihak,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 17 Desember 2024.
Baca juga: Penghapusan Tindak Kekerasan terhadap Perempuan Butuh Komitmen Kuat semua Pihak
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi, Senin, 16 Desember 2024 mengungkapkan, lebih dari tiga hingga empat persen perempuan dan anak di Indonesia menjadi korban kekerasan seksual.
Menurut dia kondisi itu termasuk darurat, mengingat populasi perempuan di Indonesia mencapai 49,42% dan yang termasuk anak 31,6%.
Sejumlah faktor, antara lain seperti minimnya ruang aman bagi kedua kelompok tersebut. Lalu, pola asuh anak dalam keluarga dugaanya menjadi pemicu kekerasan seksual pada perempuan dan anak.
Menurut Lestari, upaya segera itu harus mampu oleh para pemangku kepentingan terkait realisasikan bersama masyarakat.
Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat, pilihan untuk membangun sebuah gerakan menuntaskan segala bentuk kekerasan. Yaitu terhadap perempuan dan anak, bisa menjadi pilihan untuk selalu menjadi yang terdepan.
Sosialisasi Pemahaman Masyarakat
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu mendorong agar sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Khususnya terkait pentingnya bebas dari tindak kekerasan dalam keseharian, dilakukan secara masif.
Menurut Rerie, semangat bersama untuk mewujudkan lingkungan yang bebas dari segala bentuk tindak kekerasan, harus konsisten dan terus pemerintah tingkatkan.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang sudah pada kondisi darurat ini menjadi prioritas pemerintah untuk diatasi.
Karena, tegas Rerie, perempuan dan anak merupakan bagian penting dari proses pembangunan sumber daya manusia (SDM) nasional yang berkarakter dan berdaya saing di masa depan.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News