Bandar Lampung (Lampost.co) — Perjalanan Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2024 berakhir dengan hasil mengecewakan. Pencapaian buruk di Piala AFF 2024 sangat memengaruhi peringkat FIFA Timnas Indonesia yang kini melorot.
- Kegagalan di Piala AFF 2024 berdampak peringkat FIFA turun.
- Kesempatan memperbaiki peringkat di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
- Evaluasi strategi dan persiapan menjadi kunci kebangkitan Skuad Garuda.
Hasil Buruk di Fase Grup
Tim asuhan Shin Tae-yong hanya mencatatkan satu kemenangan, yakni saat laga perdana melawan Myanmar dengan skor tipis 1-0. Namun, performa tersebut tak berlanjut di pertandingan berikutnya usai bermain imbang 3-3 dengan tamunya Laos di Stadion Manahan, Solo. Dua kekalahan saat bertandang ke kandang Vietnam dengan skor 1-0 dan dipermalukan Filipina 0-1 juga di Stadion Manahan, Solo.
Dampak pada Peringkat FIFA
Hasik buruk di Piala AFF 2024 membawa konsekuensi pada peringkat FIFA. Posisi Timnas Garuda sebelum terjun di ajang Piala AFF berada di urutan ke-127 dunia.
Baca juga: PSSI Pertimbangkan Masa Depan Shin Tae-yong
Padahal sebelum turnamen, Timnas Indonesia menempati peringkat ke-127 dunia. Namun, setelah kalah dari Filipina pada Sabtu, 21 Desember 2024, Indonesia merosot tiga tingkat ke posisi ke-130. Penurunan ini mengembalikan Indonesia ke posisi yang sama seperti pada Oktober 2024, usai hasil kurang memuaskan di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pada dua laga yang berlangsung Oktober 2024, Indonesia haru mengakui keunggulan tuan rumah Tiongkok 1-2 dan bermain hasil imbang 2-2 saat melawat ke kandang Bahrain. Meskipun sempat naik ke peringkat ke-125 setelah menang atas Arab Saudi (2-0) di Kualifikasi Piala Dunia 2026, performa kurang konsisten kembali menurunkan posisi mereka.
Keputusan Strategis dan Dampaknya
Keputusan PSSI dan Shin Tae-yong menurunkan skuad yang mayoritas terdiri dari pemain di bawah usia 22 tahun menjadi salah satu alasan kurangnya performa maksimal di Piala AFF 2024, hanya Asnawi Mangkualam yang usianya di atas 22 tahun. Namuan, ada sejumlah pemain senior yang masuk skuad, seperti Marselino Ferdinan, Muhammad Fararri, Rafael Struick, dan Pratama Arhan.
Namun, para pemain senior tersebut gagal memberikan dampak signifikan. Permasalahan pengalaman dan minimnya kolaborasi optimal di antara pemain muda dan senior menjadi salah satu penyebab Timnas Indonesia kurang kompetitif di turnamen ini.
Sejarah Tersingkir di ASEAN Cup
Kegagalan di ASEAN Cup 2024 menandai kali kelima Indonesia tersingkir lebih awal di turnamen dua tahunan ini. Kegagalan tersebut mengulan hasil buruk pada gelaran 2007, 2012, 2014, dan 2018. Hal ini menjadi evaluasi besar bagi PSSI dan tim pelatih untuk membangun strategi yang lebih matang ke depannya.
Peluang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Meskipun ASEAN Cup berakhir dengan hasil mengecewakan, Timnas Indonesia masih memiliki peluang memperbaiki peringkat FIFA di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dua laga yang bisa meperbaiki peringkat Timnas Garuda saat melawat ke Australia dan menjamu Bahrain pada Maret 2025. Laga ini akan menjadi ujian berat sekaligus kesempatan bagi Timnas untuk menunjukkan perkembangan dan meraih poin penting.
Evaluasi dan Harapan
Hasil buruk di ASEAN Cup 2024 memberikan pelajaran penting bagi PSSI dan Shin Tae-yong. Fokus pada regenerasi pemain muda adalah langkah positif, namun harus diimbangi dengan strategi dan persiapan matang agar dapat bersaing di tingkat regional dan internasional. Dengan waktu persiapan yang cukup sebelum laga melawan Australia dan Bahrain, ada harapan bahwa Timnas Indonesia dapat bangkit dan mencatatkan hasil lebih baik.