Bandar Lampung (Lampost.co)– Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Ronaa mewakili Provinsi Lampung di Festival Literasi Nasional II yang diadakan Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI tahun 2024.
Pelaksanaan kegiatan selama 4 hari sejak 21 s.d 24 Desember 2024 yang berlokasi di Hotel Sultan Jakarta. TBM Ronaa menjadi salah satu dari 16 yang terpilih menjadi peserta dari Provinsi Lampung.
Baca juga: Krisis Literasi Harus segera Diatasi dengan Upaya yang Masif dan Terukur
Perwakilan TBM Ronaa, Andi Siswanto mengungkapkan, dalam kegiatan itu pihaknya membawa buku terbitan hasil dari pendampingan menulis di Kemah Literasi Metro. Buku tersebut berisi 10 tulisan tentang gerakan literasi di Kota Metro dengan judul Merawat Literasi di Kota Pendidikan.
Rencananya praktik baik seperti ini akan terus berlanjut di tahun mendatang. Sehingga dalam aktivitasnya, TBM tidak hanya melakukan peningkatan kapasitas tapi juga menyalurkannya melalui karya.
“Tidak hanya memiliki kapasitas, harapannya penggerak literasi di Metro juga dapat menyalurkannya lewat karya tulis. Seperti pembuatan buku antologi tersebut,” ungkapnya.
Refleksi Gerakan Literasi
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan momentum merefleksikan gerakan literasi di tengah perubahan zaman.
Menurutnya, makna literasi tidak hanya sekadar keterampilan baca tulis saja, seperti arti pada umumnya. Lebih dari itu, dia mengatakan literasi bermakna ihwal keterampilan hidup.
“Saat ini definisi literasi telah berkembang menjadi konsep yang lebih komprehensif dan multidimensional. Yakni meliputi berbagai aspek kemampuan intelektual, sosial, dan teknologi,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan, literasi merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, mencipta, mengkomunikasikan, dan menghitung menggunakan bahan cetak dan tertulis yang terkait dengan berbagai konteks. Maksud dari literasi ini adalah sebagai keterampilan hidup
“Takrif literasi tidak sekadar keterampilan baca tulis, tetapi prihal keterampilan hidup,” kata dia.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News