Bandar Lampung (Lampost.co) — Hendrik (42), warga Tanjung Karang Timur menceritakan kronologi menjadi korban perampasan mobil. Peristiwa itu ketika mengantarkan pelaku sebagai penumpang taksi online. Awalnya para pelaku memesan dan terjemput pada wilayah Panjang. Kemudian minta diantarkan ke Bank sekitar Way Halim.
Namun tiba-tiba, komplotan tersebut mereka meminta perubahan rute menuju Natar, Lampung Selatan. Kemudian saat perjalan, pelaku meminta kendaraan korban masuk ke arah Kampung Baru, Unila, Rajabasa. Dengan alasan ingin menemui kawan, namun kawan dimaksud tidak ada
“Saya curiga, maka itu kaca mobil saya buka. Terus saya keluar unila, saya buka kaca mobil. Namun saat itu hujan, pas saya mau tutup kaca, mereka di belakang ternyata telah menutup kaca samping,” katanya, Senin, 3 Februari 2025.
Selanjutnya usai menutup kaca, ia pun mendengar aba-aba beraksi dan tujah dari pelaku. Kemudian korban mulutnya terbekap dari belakang, dan senjata tajam menempel pada lehernya. Ia pun sempat tertikam senjata tajam berkali-kali. “Ayo ikut kita,” kata korban menirukan ucapan pelaku.
Kemudian ia pun berfikir untuk menyelamatkan diri. Dengan cara menabrakan kendaraannya ke kendaraan lain. Hingga pelaku berhenti menikam pelaku, dan melarikan diri.
“Saya apresiasi dengan Kapolresta dan Tim Tekab 308. Karena mereka ini kerja bener tiap hari nanti saya, nyariin pelaku, dan ketangkap. Jadi memberikan rasa aman bagi kami driver online. Jadi kalau dibilang polisi enggak kerja, ya ini cepet tertangkap,” katanya.