Manchester (Lampost.co) — Manchester City segera mengetahui nasibnya terkait 115 dakwaan pelanggaran finansial yang Premier League ajukan. Manajer Pep Guardiola memastikan pengumuman hasil sidang pada Maret 2025.
Proses panjang kasus pelanggaran aturan financial fair play (FFP) yang menjerat Manchester City akan segera mencapai titik akhir. Klub juara bertahan Liga Premier Inggris itu menghadapi 115 dakwaan.
Kasus-kasus itu mencakup pemalsuan laporan keuangan, manipulasi gaji pemain, dan pelanggaran regulasi transfer selama lebih dari lima tahun.
Menurut laporan BBC, sidang terkait kasus itu berlangsung sejak September hingga akhir 2024. Sementara, pengumuman vonis akhirnya pada Maret 2025.
Pep Guardiola, yang selama ini mendukung klubnya, mengonfirmasi akan memberikan tanggapannya setelah putusan keluar.
“Dalam satu bulan akan ada keputusan dan hukuman. Setelah itu, saya akan memberikan pendapat saya tentang yang terjadi sejauh ini,” ujar Guardiola kepada BBC.
Manchester City terancam sanksi berat jika terbukti bersalah, mulai dari pengurangan poin, larangan transfer, hingga degradasi ke divisi yang lebih rendah.
Guardiola Bantah Man City Melanggar Aturan
Manchester City terus melakukan aktivitas di bursa transfer meski berada di bawah investigasi. Klub baru saja menghabiskan 175 juta poundsterling untuk mendatangkan empat pemain anyar musim ini.
Namun, Guardiola membantah timnya melanggar aturan dan menegaskan Man City mengandalkan keuntungan dari penjualan pemain untuk tetap menjaga keseimbangan finansial.
“Saya tahu klub itu selalu dianggap ‘semua tentang uang’. Tapi, jika melihat lima tahun terakhir, kami adalah tim dengan pengeluaran bersih paling kecil di antara enam besar,” ujarnya.
Bahkan, setelah bursa transfer musim ini, pengeluaran klub masih lebih sedikit daripada Chelsea, Manchester United, Arsenal, Tottenham, dan Liverpool. “Itu karena kami menjual banyak pemain musim lalu,” kata Guardiola.
Jumlah dakwaan yang mencapai 115 kasus hanya untuk Manchester City itu, banyak pengamat menduga Premier League tak akan memberikan kelonggaran jika terbukti bersalah. Sanksi berat, seperti pengurangan poin yang yang pernah Juventus alami di Serie A hingga larangan bermain di kompetisi Eropa bisa menjadi hukuman yang menanti.
Namun, Manchester City memiliki rekam jejak kuat dalam menghadapi tuntutan hukum. Sebelumnya, mereka memenangkan banding di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) setelah mendapatkan sanksi larangan bermain di Liga Champions dari UEFA pada 2020.