Banten (Lampost.co)–Saraf tulang belakang merupakan kelanjutan dari sistem saraf pusat manusia yang terdapat di otak. Lokasi saraf tulang belakang membentang dari leher hingga ke tulang ekor. Sistem saraf ini berfungsi mengalirkan sinyal listrik dalam tubuh manusia, agar dapat menggerakkan lengan, menggerakkan tungkai, merasakan sentuhan, hingga mengatur kerja organ-organ lain dalam tubuh kita. Oleh karena itu, kerusakan pada sistem saraf akan mengganggu kerja organ-organ tubuh yang dialiri saraf tersebut.
Menurut Dr Oemar Luthfi, Sp.OT (K-Spine) dari RS Premier Bintaro, penyakit saraf terjepit merupakan istilah yang dikenal masyarakat sebagai kondisi dimana terjadi penekanan sistem saraf pada tulang belakang. Saraf terjepit paling sering terjadi pada punggung bawah dan leher.
Apabila terjadi jepitan saraf di punggung bawah, maka gejala yang muncul akan meliputi nyeri pada punggung bawah dan gejala-gejala pada tungkai, seperti nyeri yang menjalar, rasa tertarik, kesemutan dan mati rasa, hingga kelemahan dalam pergerakan.
Pada kondisi jepitan saraf yang berat, dapat ditemukan gangguan dalam mengntrol BAB dan BAK. Sementara itu, penekanan saraf pada leher akan menimbulkan gejala nyeri menjelar ke lengan, rasa kabas dan kesemutan, hingga kelemahan keempat anggota gerak pada kondisi yang berat.
Jepitan saraf tulang belakang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, seperti proses penuaan, postur bekerja yang tidak ideal, faktor berat badan, trauma langsung hingga infeksi dan tumor. Herniasi nukleus pulposus (HNP) merupakan penyakit yang diakibatkan oleh penonjolan bantalan tulang belakan sehingga menyebabkan terjepitnya serabut saraf.
Gejala yang daialami adalah nyeri punggung bawah yang menjalar ke salah satu tungkai dan dapat disertai rasa tertarik, kesemutan dan kebas pada tungkai.
Penyakit lain yang juga sering ditemukan adalah Lumbal Stenosis, dimana ruangan saraf tulang belakang menjadi sempit yang biasanya dialami oleh pasien berusia lebih tua. Pada kondisi ini, pasien tidak kuat berjalan jauh akibat nyeri dan rasa berat yang dirasakan dari pinggang, bokong, hingga tungkai bawah, kata Omar.
Penanganan saraf terjepit umumnya dimulai dari terapi konserfatif, berupa pemberian obat penghilang nyeri, fisioterapi dan Latihan otot punggung. Apabila nyeri tidak respon dengan pengobatan konservatif, atau terjadi kelemahan gerakan pada lengan dan tungkai, maka tindakan operasi menjadi pertimbangan untuk dikerjakan.
Saat ini, lanjutnya, operasi tulang belakang sudah didukung dengan peralatan canggih sehingga sangat aman untuk dikerjakan. Tindakan pembebasan saraf dengan teknik endoscopy hanya membutuhkan luka kecil sepanjang 1cm, sehingga nyeri pasca operasi relatif lebih ringan, dan pasien dapat segera mobilisasi duduk dan berjalan.
Peralatan canggih lainnya yang saat ini juga telah hadir adalah pemesangan implan tulang belakang dengan robot navigasi. Dengan alat ini, akurasi pemasangan implan mencapai 99%, sehingga potensi cedera saraf akibat pemasangan implant dapt ditekan sekecil mungkin. Oleh karena itu, periksakan diri anda ke dokter tulang belakang apabia terdapat gejala-gejala saraf terjepit.
Pendaftaran serta informasi lebih lanjut bisa hubungi RS Premier Bintaro, Jl MH Thamrin Blok B3 NO.1 Sektor 7 Bintaro Jaya Tangerang, Telp. 021-27625500/600, Call Centre 1500 908, WhatsApp Perjanjian 08122 2309 911.
https://ramsaysimedarby.co.id/rspb/premier-bintaro-spine-center-id