Bandar Lampung (Lampost.co)— Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, lulusan pendidikan vokasi sekolah menengah kejuruan (SMK) menyumbang tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 9,01 persen pada Agustus 2024.
Meski terbilang tinggi, nilai TPT lulusan SMK cenderung mengalami penurunan, dalam periode 2022-2024. Data BPS menunjukkan, TPT lulusan SMK pada Februari 2022 mencapai 10,39%. Jumlah tersebut berangsur menurun menjadi 8,64% pada Februari 2023, dan 9,01% di Agustus 2024.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Lampung, menyebut tingginya angka TPT dari lulusan SMK tidaklah mutlak. Pasalnya, metode pengukuran yang digunakan hanya mencakup lulusan yang memiliki pekerjaan linier dengan bidang keahlian pendidikan vokasi yang ditempuh sebelumnya.
“Misalnya seperti ini, lulusan SMK pertanian yang kerja di bidang teknik, maka tidak dimasukkan ke data (penghitungan). Padahal banyak lulusan SMK yang kerja di bidang berbeda, atau pilih berwirausaha,” ujarnya, Selasa, 3 Desember 2024.
Guna menjawab tantangan ini, pihaknya terus melakukan peningkatan kualitas sekolah vokasi dengan memperkuat kompetensi peserta didik. Termasuk menjalin kerja sama dengan mitra dunia usaha dan dunia industri.
“Kami memiliki forum bursa kerja khusus (BKK) yang memfasilitasi lulusan agar memperoleh pekerjaan sesuai keterampilan yang dimiliki,” jelasnya.
Armina menuturkan, pembekalan kewirausahaan juga dilakukan untuk memantik realisasi ide kreatif siswa melalui project wirausaha.
Wakil Direktur Bidang Akademik Politeknik Negeri Lampung (Polinela), Dwi Puji Hartono, menyebut, penyerapan lulusan Polinela dalam dunia kerja menunjukkan tren positif.
“Hampir 80 persen lulusan kami langsung diterima kerja dengan rata-rata masa tunggu 3,2 bulan. Artinya, Polinela mampu meluluskan wisudawan yang kompeten sesuai kebutuhan dunia kerja,” kata dia.
Pihaknya juga terus melakukan inovasi untuk menjawab kebutuhan sumber daya manusia (SDM) bagi dunia usaha dan industri. Salah satunya melalui penambahan sejumlah program studi baru.