Bandar Lampung (Lampost.co) — Peringatan Hari Kesehatan Jiwa se-Dunia 2025 menjadi momentum penting menegaskan pemulihan pascabencana tidak hanya soal fisik dan materi, tetapi juga tentang pemulihan kesehatan mental. Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Provinsi Lampung berkomitmen dalam memberikan layanan kesehatan jiwa terhadap korban bencana.
Poin Penting:
-
RSJD Provinsi Lampung aktif dalam dukungan psikososial pascabencana.
-
Kesehatan mental harus menjadi bagian dari bantuan darura.
-
Kegiatan di Lampung dihadiri BPBD provinsi dan Pesawaran.
Tahun ini, peringatan mengusung tema Akses pelayanan mental dalam keadaan bencana, menyoroti urgensi layanan psikologis bagi korban bencana alam. Dalam setiap bencana, banyak penyintas menghadapi trauma mendalam, kecemasan, bahkan gangguan stres pascatrauma. Sayangnya, aspek kesehatan jiwa sering luput dari perhatian utama saat tanggap darurat. Padahal, dukungan psikologis adalah bagian vital dari pemulihan jangka panjang.
Layanan Mental dalam Kebencanaan
Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Provinsi Lampung, dr. Nuyen Meutia Fitri, M.A.R.S., menegaskan pentingnya integrasi layanan kesehatan jiwa dalam sistem tanggap bencana. Menurutnya, setiap penyintas harus memiliki akses cepat, adil, dan profesional terhadap layanan kesehatan mental.
“Kami berupaya memperkuat kapasitas tim layanan kesehatan jiwa agar respons terhadap korban bencana tidak hanya menyelamatkan tubuh, tetapi juga merawat jiwa,” ujar Nuyen, Jumat, 10 Oktober 2025.

Nuyen juga menjelaskan tim kesehatan jiwa RSJD Provinsi Lampung telah beberapa kali turun langsung dalam penanganan korban bencana, termasuk saat tsunami di Lampung Selatan, beberapa tahun lalu. Pengalaman tersebut menunjukkan dukungan psikologis pertama harus menjadi bagian dari paket bantuan kemanusiaan, bukan tambahan belaka.
“Kesehatan mental tidak bisa ditunda. Dukungan psikologis adalah hak dasar setiap manusia,” katanya.
Momentum Peringatan Nasional
Sementara itu, tahun ini, puncak peringatan Hari Kesehatan Jiwa se-Dunia dipusatkan di Aceh. Seluruh rumah sakit jiwa di Indonesia, termasuk RSJD Provinsi Lampung, melakukan pemotongan nasi tumpeng serentak pada pukul 10.00 WIB sebagai simbol solidaritas nasional.
Di Lampung, kegiatan berlangsung di Auditorium RSJD Provinsi Lampung dan hadir perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung dan Pesawaran. Momen tersebut juga menjadi ajang refleksi lintas lembaga untuk memperkuat sinergi dalam penanganan psikososial pascabencana.
Refleksi dan Harapan
Nuyen juga mengajak seluruh pihak untuk menjadikan peringatan ini sebagai gerakan bersama membangun sistem layanan mental yang tangguh dan responsif. Menurutnya, sinergi antara tenaga medis, sukarelawan, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting agar layanan kesehatan mental lebih cepat menjangkau korban.
“Mari jadikan peringatan ini sebagai momentum meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap kesehatan jiwa dalam konteks kebencanaan,” ujarnya.