Bandar Lampung (Lampost.co)–Renewable Energy certificate (REC) energi hijau yang PLN pasarkan mendapat respons positif berbagai kalangan di Provinsi Lampung. Hal ini terbukti hingga bulan Juni lalu penjualan REC mencapai 4.268 lembar atau setara dengan 4.268 MW.
Seluruh sektor usaha baik perseorangan, eksportir, instansi pendidikan, perusahaan Industri, penggiat bisnis property dan perumahan sudah sadar pentingnya listrik dari energi hijau.
Seperti CV Kreasi Abadi, perusahaan Industri furniture di Lampung berkomitmen menggunakan energi hijau dengan pembelian 570 unit REC setara 570 MWH. Energi hijau yang bersumber dari pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Baca Juga: Gunakan REC PLN, SMKN 3 Kotabumi Jadi Inisiator Sekolah Peduli Energi Bersih di Provinsi Lampung
“Kami berterimakasih kepada PLN Tanjungkarang yang telah menyosialisasikan REC kepada kami, pembelian 570 unit REC PLN. Ini wujud nyata CV Kreasi Abadi dalam mendukung perkembangan EBT” tutur Ajeng kepala HRD, 5 Juli 2024.
PT United Tractor Lampung, perusahaan mesin konstruksi dan industri konstruksi tercatat mendukung upaya pemerintah mengurangi emisi karbon melalui pembelian REC di PLN.
“Kami United Tractor juga berkomitmen menggunakan energi baru terbarukan PLN melalui pembelian REC. Harapan kami EBT dapat menjadi sebagai sumber energi utama di Indonesia,” ungkap Fajri Head of Administration Department, 9 Juli 2024.
Tak ketinggalan, pengusaha sektor kontraktor perumahan PT Almas Berkah Mandiri, PT Karisma Langit Nusantara, dan Negeri Cinta Property Developer juga turut menggunaan energi hijau melalui REC PLN.
PLN UID Lampung menyambut baik langkah para pengusaha di seluruh lini dan sektor sebagai bagian dari upaya kolektif mencapai target energi baru dan terbarukan nasional. Juga kolaborasi ini merupakan wujud nyata PLN dan para pengusaha untuk mendukung transisi energi di tanah air.
“REC merupakan green inovation PLN yang mudah didapatkan siapa saja, khususnya perusahaan yang produknya di pasar Internasional/ Ekspor. Apalagi sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia mulai mewajibkan persyaratan pemenuhan standar industri hijau. Terutama terhadap produk-produk impor yang masuk wilayahnya” jelas Sugeng Widodo General Manager UID Lampung.
Ia mengimbau pelaku usaha, investor, ataupun pihak lainnya ikut memanfaatkan fasilitas layanan REC PLN. Sehingga bisa berkontribusi mewujudkan penurunan emisi karbon demi mencapai Net Zero Emission di tahun 2060.