Pesantren memiliki peran penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, dengan jumlah lembaga yang besar serta jutaan santri yang berpotensi menjadi penggerak kemajuan bangsa. Namun, untuk berkontribusi secara optimal, pengembangan pesantren harus diarahkan tidak hanya secara kuantitatif tetapi juga kualitatif.
Kemandirian ekonomi pesantren sangat penting agar mereka tidak bergantung pada bantuan eksternal, sehingga dapat berinovasi dalam menciptakan usaha mandiri yang berkelanjutan dan mendukung ekonomi lokal. Selain menjadi pusat pendidikan agama, pesantren perlu membekali santri dengan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja modern, seperti pertanian berkelanjutan, teknologi informasi, dan industri kreatif.
Pemerintah diharapkan memprioritaskan pendidikan vokasional dan kewirausahaan di pesantren, sehingga para santri tidak hanya siap menjadi pekerja, tetapi juga wirausahawan yang berintegritas dan mampu menciptakan peluang ekonomi. Untuk mendukung pesantren dalam era digital, pemerintah perlu mendorong adopsi teknologi dan memberikan pelatihan keterampilan digital bagi santri serta pengelola pesantren.
Teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan manajemen kelembagaan, memperluas dakwah, dan memperkuat ekonomi pesantren. Dengan kemandirian ekonomi, keterampilan vokasional, dan adaptasi digital yang kuat, pesantren dapat berperan signifikan dalam pembangunan bangsa dan mendukung tercapainya visi Indonesia Maju 2045.