Bandar Lampung (Lampost.co)–Salah satu pendiri Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Teknokra Universitas Lampung, Asep Unik tutup usia. Ia menghebuskan nafas terakhirnya pada usia 72 tahun di RS Meilia Cibubur, Jawa Barat, Senin, 11 Maret 2024.
Asep Unik bersama Muhajir Utomo dan M Thoha B Sampurna Jaya bukanlah tokoh asing dalam dunia surat kabar mahasiswa. Ketiganya bahkan mendapat julukan tiga serangkai bagi terbentuknya salah satu surat kabar mahasiswa tertua di Indonesia bernama Teknokra pada tahun 1975-1977.
Rekan seperjuangannya semasa menjadi aktivis kampus Dewan Mahasiswa (Dema), M Thoha B Sampurna Jaya menceritakan sosok almarhum Asep Unik. Pada masa itu, Muhajir Utomo menjabat sebagai Ketua Umum Dema, Asep Unik sebagai Ketua Bidang Humas, dan M Toha, Ketua Bidang Kemahasiswaan.
Pada masa itu, mereka mendapatkan mandat dari rapat kerja kepengurusan Dema untuk menyusun program kerja. Salah satunya yakni pembentukan koran kampus yang selanjutnya bernama Teknokra.
Teknokra merupakan singkatan dari teknologi, inovasi, kreativitas, dan aktivitas. Tiga serangkai itu selanjutnya secara resmi mengurus surat izin terbit melalui kementerian penerangan. Hasilnya Teknokra secara de facto berhasil mendapat izin terbit tertanggal 1 Maret 1977.
“Asep Unik sebagai penanggung jawab bidang humas pada saat itu, sekaligus menjadi pimpinan umum pertama Teknokra. Saya dan pak Muhajir, sebagai dewan redaksi bersama dengan teman-teman yang lain,” kata Thoha, Senin, 11 Maret 2024.
Toha mengatakan semasa menjajaki karir sebagai aktivis kampus, Asep Unik merupakan orang yang sederhana dan tak banyak bicara. Namun meski begitu, tulisan-tulisannya pada saat itu cukup kritis.
Bahkan dalam urusan menggambar, Asep selalu menjadi andalan untuk mengisi kolom-kolom ilustrasi surat kabar Teknokra. Ilustrasi hasil karya almarhum saat itu kerap muncul pada halaman utama surat kabar mahasiwa tersebut.
“Melihat Asep Unik itu, saya melihat bagaimana Teknokra itu tumbuh dan berkembang. Karena meskipun Teknokra sudah kami tinggalkan, tapi banyak tulisan-tulisan dia yang berkesan. Beliau merupakan penulis yang sangat produktif pada masa itu,” kata Thoha.
Asep Unik Selalu Punya Ide Menarik
Sama seperti namanya, Rekan sejawat lainnya, Muhajir Utomo mengenal Asep sebagai orang yang unik. Ia dikenal unik karena kerap miliki ide-ide bagus yang bahkan tidak terpikirkan oleh orang lain.
Muhajir menceritakan, dalam satu kesempatan, ia bersama Asep Unik yang kala itu menjadi bagian dari mahasiswa pecinta alam pergi ke Gunung Betung untuk camping. Namun saat mencapai puncak, mereka menemukan Gunung Betung saat itu sudah dalam keadaan gundul.
“Melihat itu, Asep langsung terpikirkan untuk menulis headline di Teknokra dengan judul “Si Gundul di Antara Generasi Gondrong“. Foto-fotonya pada saat itu kita pajang pada pameran foto mahasiswa,” kata dia.
Selain unik, Muhajir juga mengaku bahwa kehilangan atas sosok Asep Unik yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme. Kekritisan, independensi, dan idealisme menurutnya merupakan tiga unsur yang harus dikenang dalam sosok Asep Unik.
“Semoga beliau amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan nilai-nilai keteladannya perlu kita jaga dan pertahankan,” kata dia.