Bandar Lampung (Lampost.co) – Puncak arus mudik Lebaran 2025 terprediksi terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025. Perkiraanya jumlah pergerakan masyarakat mencapai 12,1 juta orang jika kebijakan Work From Anywhere (WFA) terterapkan.
Kemudian dengan tingginya volume perjalanan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pemudik untuk lebih waspada. Terlebih terhadap cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan.
Selanjutnya berdasarkan hasil pemantauan BMKG, dalam periode 10–14 Maret 2025, hujan lebat hingga cuaca ekstriem terjadi pada sejumlah wilayah Indonesia. Dengan curah hujan tertinggi tercatat pada Padang Pariaman, Sumatra Barat (210,0 mm) pada 12 Maret 2025. Selain itu, Kepahiang, Bengkulu, mengalami curah hujan 153,0 mm, dan beberapa wilayah Jawa Barat mencatat curah hujan di atas 100 mm selama beberapa hari berturut-turut. Kondisi ini meningkatkan risiko banjir, tanah longsor, dan genangan air, yang dapat berdampak pada perjalanan darat, laut, dan udara.
Mengutip www.bmkg.go.id. Jumat, 21 Maret 2025. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan pentingnya kesiapan pemudik dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu. Cuaca merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi keselamatan perjalanan mudik. Oleh karena itu, pihaknya menghimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini sebelum berangkat.
“Terutama bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, periksa tekanan ban, fungsi lampu, serta kesiapan peralatan darurat seperti ban cadangan dan alat komunikasi. Jika hujan lebat terjadi, sebaiknya menunda perjalanan dan mencari tempat berlindung yang aman. Jangan memaksakan perjalanan dalam kondisi cuaca buruk,” ujar Dwikorita.
Kemudian BMKG mencatat bahwa cuaca ekstrem yang terjadi sebelumnya terpicu oleh beberapa gangguan atmosfer. Termasuk sirkulasi siklonik beberapa perairan Indonesia, aktifnya Madden-Julian Oscillation (MJO). Serta gelombang atmosfer Rossby Ekuator dan Kelvin.
Kombinasi Faktor
Sementara Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa kombinasi faktor ini memperkuat pertumbuhan awan hujan. Sehingga meningkatkan pelaku mudik Lebaran terkait potensi hujan lebat hingga ekstrem dalam sepekan ke depan. Dalam beberapa hari mendatang, potensi hujan lebat masih berpeluang terjadi berbagai wilayah.
“Terutama wilayah Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan. Pemudik yang melintasi wilayah-wilayah ini harapannya lebih berhati-hati. Terutama jalur rawan banjir dan longsor seperti jalur Pantura, jalur selatan Jawa, serta beberapa ruas tol yang berpotensi tergenang air,” jelas Guswanto.
Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan bahwa faktor lain seperti anomali suhu muka laut yang lebih hangat di sekitar perairan Indonesia. Hal ini mengakibatkan adanya penambahan kandungan uap air pada atmosfer, sehingga semakin memperbesar potensi pertumbuhan awan hujan.
“Kami mengingatkan bahwa fenomena ini berpotensi meningkatkan intensitas hujan dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, pemudik yang menggunakan transportasi darat, laut, dan udara perlu terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG dan pihak terkait,” ujar Andri.
Kemudian khusus bagi pemudik yang akan menyeberang menggunakan kapal laut, perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi dan angin kencang. Terutama pada perairan Selat Sunda, Selat Lombok, Laut Jawa, dan perairan sekitar Nusa Tenggara.
“Masyarakat yang bepergian dengan pesawat juga perlu memperhatikan kemungkinan keterlambatan akibat cuaca buruk beberapa bandara. Oleh karena itu, kami mengimbau pemudik untuk terus berkoordinasi dengan pihak maskapai, operator pelabuhan, dan BMKG. Guna mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi cuaca pada rute perjalanan mereka,” tambah Guswanto.
“Kami juga mengingatkan pemudik untuk membawa perlengkapan darurat. Serta memahami langkah evakuasi jika menghadapi kondisi darurat perjalanan. Keselamatan adalah prioritas utama, jangan memaksakan perjalanan jika kondisi cuaca tidak memungkinkan,” tutupnya.