Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudi Harianto mengatakan, untuk sebagian besar wilayah Lampung lainnya dengan prediksi mengalami puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2025.
Baca juga: Atasi Banjir, Pemrov Lampung Bakal Minta Bantuan BNPB untuk Modifikasi Cuaca
“Wilayah yang mengalami puncak musim hujan bulan Januari 2025 antara lain Mesuji, Tulangbawang, Tulangbawang Barat, dan Lampung Tengah. Kemudian Way Kanan, Lampung Utara, Metro, sebagian Lampung Timur, Bandar Lampung, dan sebagian Lampung Selatan,” kata Rudi, Senin, 20 Januari 2025.
Sementara wilayah yang mengalami puncak musim hujan pada Februari 2025 antara lain sebagian Lampung Selatan dan Pesawaran. Kemudian Pringsewu, sebagian Tanggamus, dan sebagian Lampung Timur.
“Perbedaan waktu puncak musim hujan di Lampung kerena ada pengaruh topografi wilayah. Seperti pegunungan yang mempercepat konsentrasi hujan di bagian barat, serta dampak dinamika angin monsun barat. Angin itu yang membawa kelembapan secara bertahap dari barat ke timur,” katanya.
Selain itu, kedekatan terhadap lautan dan samudra hindia turut mempengaruhi distribusi kelembapan. Sehingga wilayah pesisir timur mengalami puncak musim hujan lebih lambat bila membandingkan wilayah lainnya.
“Informasi ini sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Antara lain seperti banjir, tanah longsor, angin kencang serta menjadi pedoman dalam perencanaan aktivitas, infrastruktur dan pola tanam pemerintah dan masyarakat Lampung,” jelas dia.
Musim Hujan Normal dan Di Atas Normal
BMKG telah memetakan musim hujan di antaranya ada yang normal dan di atas normal. Untuk wilayah yang mengalami sifat musim hujan di atas normal antara lain Masuji, Tulangbawang, dan Lampung Barat. Kemudian Tanggamus, sebagian Pesisir Barat, sebagian Way Kanan, dan sebagian Lampung Utara.
“Daerah tersebut kita prediksi akan menerima curah hujan yang lebih tinggi rata-rata normalnya. Seperti faktor topografi di wilayah bagian barat keberadaan pegunungan yang meningkatkan intensitas hujan orografis. Kemudian angin monsun barat yang membawa kelembapan lebih besar dari Samudra Hindia,” kata dia.
Dia menjelaskan kondisi ini akan meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi di wilayah tersebut. Antara lain seperti banjir, banjir bandang di wilayah hilir, tanah longsor dan genangan air yang lebih luas.
Pemerintah dan masyarakat di wilayah tersebut pihaknya imbau untuk lebih meningkatkan waspada. Kemudian mempersiapkan langkah mitigasi seperti menjaga saluran air tetap lancar. Lalu, meningkatkan kesiapan infrastruktur dan terus memantau informasi cuaca terkini dari BMKG.
Prakiraan cuaca hujan bulan Januari 2025, secara umum berkisar 201 sampai 500 MM per bulan. Atau kriteria menengah sampai tinggi dengan sifat hujan bawah normal hingga atas normal. Sementara prakiraan cuaca hujan pada Februari 2025 secara umum berkisar 51 sampai 500 MM per bulan. Atau kriteria rendah sampai tinggi dengan sifat hujan bahwa normal hingga atas normal.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News