Liwa (Lampost.co): Di Lampung Barat sejak memasuki 2024, sejak Januari sampai 29 April tercatat 214 kasus demam berdarah dengue (DBD). Jumlah tersebut tersebar di 12 dari 15 kecamatan di wilayah setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Lampung Barat, dr. Widyatmoko Kurniawan mengatakan, berdasarkan data yang Dinas Kesehatan Lampung Barat himpun, ke-214 kasus DBD itu rincinya 60 kasus terjadi pada Januari 2024. Lalu 45 kasus terjadi pada Februari 2024, 48 kasus pada Maret 2024, dan pada Mei 2024 hingga tanggal 29 tercatat sebanyak 61 kasus.
“Kasus DBD sebanyak 214 itu tersebar di 12 kecamatan. Dengan kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Sukau yaitu sebanyak 54 kasus,” kata dia, , Minggu 5 Mei 2024.
Kemudian terbanyak kedua terjadi di wilayah Puskesmas Kebun Tebu yaitu sebanyak 42 kasus. Lalu Kecamatan Lombok Seminung terbanyak ketiga yaitu mencapai ebanyak 36 kasus.
Lalu di wilayah Puskesmas Kebuntebu 29 kasus, Puskesmas Pajar Bulan 29 kasus, Puskesmas Liwa 21 kasus, Puskesmas Sumberaya 17 kasus, Puskesmas Pagardewa 6 kasus, Puskesmas Sekincau dan Gedung Surian masing-masing 3 kasus dan Puskesmas Kenali, Bandar Negeri Suoh dan Batuketulis masing-masing 1 kasus.
Kendati jumlah kasus DBD di Lambar mencapai 214 kasus tetapi jika dibandingkan dengan kasus DBD di daerah lain, jumlah kasus DBD di wilayah Lambar ini masih termasuk rendah. Selain memang ada kasus yang terjadi di wilayah Lambar tetapi banyak juga kasus import yaitu pasien terserang DBD setelah memiliki riwayat habis berpergian ke luar daerah.
Ia menambahkan, pada bulan April lalu kasus DBD terjadi peningkatan. Hal itu dikarenakan intensitas hujan sedang tinggi yang mengakibatkan banyak genangan air, yang rentan menjadi sarang nyamuk untuk berkembangbiak.
“Kasus DBD di Lambar ini, selain terjadi di lingkungan warga yang padat penduduk, banyak juga yang terserang DBD setelah melakukan perjalanan ke luar daerah,” kata dia.
Antisipasi DBD
Untuk mengantisipasinya, pihaknya telah dan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar melakukan pola hidup bersih dan sehat. Kemudian memberantas sarang nyamuk melalui kegiatan 3M+ yaitu menguras, menutup, mengubur setiap barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kemudian menggunakan anti nyamuk.
“Kegiatan pencegahan itu hendaknya selalu kita lakukan secara berkelanjutan. Mengingat saat ini cuaca tidak menentu, yang mungkin saja nyamuk akan terus berkembang biak,” kata dia.
Selain itu, pihaknya melalui petugas Puskesmas juga melakukan PE terhadap jentik nyamuk dan pemberantasan sarang nyamuk. Untuk daerah yang mengalami kasus, pihaknya juga telah melakukan fogging.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.