Bandar Lampung (Lampost.co) — Stasiun Meteorologi Kelas IV Maritim Panjang dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan penting terkait potensi gelombang tinggi di perairan sekitar Lampung mulai 26 November 2024 pukul 19.00 WIB hingga 27 November 2024 pukul 19.00 WIB. Berdasarkan data terkini, wilayah Samudera Hindia Barat Lampung diperkirakan mengalami gelombang tinggi mencapai 2,5 hingga 4 meter.
Dalam peringatan ini, BMKG mengidentifikasi beberapa wilayah yang berpotensi mengalami gelombang sedang hingga tinggi:
Gelombang Sedang (1,25 – 2,5 meter):
Perairan Barat Lampung
Selat Sunda bagian Barat
Teluk Lampung bagian Selatan
Baca juga: Cuaca Lampung 26 November 2024, Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang
Gelombang Tinggi (2,5 – 4,0 meter):
Samudera Hindia Barat Lampung
Sementara itu, wilayah lain tidak terdeteksi adanya potensi gelombang sangat tinggi (4,0 – 6,0 meter) maupun gelombang ekstrem (6,0 – 9,0 meter).
Peringatan untuk Pelaku Pelayaran
BMKG mengimbau seluruh pihak yang beraktivitas di laut, termasuk nelayan dan operator pelayaran, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko yang ditimbulkan oleh gelombang tinggi ini. Berikut batasan keselamatan sesuai jenis kapal yang beroperasi:
Perahu Nelayan: Berisiko jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kapal Tongkang: Berisiko jika kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Ferry: Berisiko jika kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Kapal Besar (Cargo/Pesiar): Berisiko jika kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk terus memantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi seperti situs web, media sosial, dan layanan informasi daring lainnya. Informasi ini di harapkan dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan laut akibat kondisi gelombang tinggi yang di perkirakan terjadi dalam 24 jam ke depan.
Dengan cuaca yang cenderung tidak stabil, masyarakat, khususnya nelayan, pelaku usaha perkapalan, dan wisatawan, di sarankan untuk menunda aktivitas di laut hingga situasi lebih kondusif.