Bandar Lampung (Lampost.co) – Upaya menyatukan langkah dan arah semua pihak dalam pengembangan pendidikan tinggi Indonesia penting terwujudkan. Ini demi lahirnya ekosistem pendidikan tinggi yang inklusif, adaptif, kolaboratif, dan berdampak.
“Rencana penyelenggaraan pertemuan antar perguruan tinggi Indonesia merupakan langkah strategis. Apalagi dalam pengembangan pendidikan tinggi nasional yang lebih baik masa datang.” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin, 17 November 2025.
Kemudian menurut Lestari, pertemuan antar perguruan tinggi harus menjadi ajang konsolidasi institusi perguruan tanah air. Ini untuk melahirkan satu sistem pendidikan yang mampu menjawab tantangan zaman.
Selanjutnya Rerie, sapaan akrab Lestari berharap. Semangat kebersamaan harus terbentuk dalam upaya membangun sistem pendidikan. Apalagi yang inklusif, adaptif, kolaboratif, dan berdampak.
Lalu menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI itu. Kesinambungan antara sistem pendidikan yang terterapkan dan tantangan yang terhadapi masyarakat. Ini harus mampu terwujudkan bersama.
“Sehingga, aspek berdampak yang selama ini kurang dalam sistem pendidikan, dapat terealisasikan,” katanya.
Kemudian Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap. Dengan terwujudnya kesamaan arah dan langkah semua pihak terkait. Tiga jalur pada pendidikan Indonesia seperti jalur akademik, vokasi, dan profesi.
“Ini mampu mencetak sumber daya manusia unggul, menghasilkan riset dan inovasi. Serta menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat luas,” katanya.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Rencananya akan menggelar Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) 2025. Kegiatan berlangsung pada 19 hingga 21 November 2025 di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jawa Timur.
Kemudian kegiatan tersebut direncanakan melibatkan Forum Rektor Indonesia (FRI). Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI). Unesa (sebagai tuan rumah), dan perguruan tinggi wilayah Surabaya.
Tema yang terusung ialah “Kampus Berdampak: Konsolidasi dan Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi menuju Indonesia Emas 2045.”








