Kalianda (Lampost.co): Masyarakat di wilayah pesisir Lampung Selatan mengikuti sekolah lapang iklim. Hal itu dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai dampak perubahan iklim.
“Sekolah lapang iklim ini menyasar para nelayan dan kelompok wanita nelayan. Pelaksanaannya bekerja sama dengan berbagai pihak, yakni BMKG dan BPBD Kabupaten Lampung Selatan,” ujar Direktur Yayasan Konservasi Way Seputih, Febrilia Ekawati, melansir Antara, Kamis, 3 Mei 2025.
Baca juga: Cuaca Hari Ini: Cerah Berawan Pagi Hari, Hujan Lebat Siang-Malam di Sebagian Wilayah
Febri menuturkan sekolah lapang iklim bertujuan memberikan peningkatan pengetahuan bagi masyarakat. Terutama bagi kelompok nelayan, perempuan nelayan, serta warga pesisir dalam memahami perubahan iklim.
“Selain itu, sekolah lapang iklim ini juga akan meningkatkan kesadaran, adaptasi, dan mitigasi. Atas dampak perubahan iklim yang berdampak langsung ke masyarakat pesisir,” kata Febri.
Menurutnya, banyak dampak yang masyarakat pesisir rasakan akibat perubahan iklim. Terutama bagi nelayan adalah makin jauhnya daerah tangkapan ikan karena peningkatan suhu air laut.
“Jadi melalui sekolah lapang iklim ini, kami mengedukasi mereka. Bahwa tantangan dari iklim ini nyata dan semua bisa terdampak. Jadi perlu aksi nyata juga,” katanya.
Dia menambahkan, selain memahami adanya iklim yangb berubah melalui sarana pelaksanaan sekolah lapang iklim, warga pesisir Lampung pun pihaknya ajak untuk mengantisipasi terjadinya bencana.
“Selain mereka tahu penyebab perubahan iklim beserta dampaknya, dari kegiatan ini masyarakat pesisir juga memahami cara mengantisipasi terjadinya bencana alam, terutama di daerah pesisir. Dan ternyata mereka menginginkan pelaksanaan simulasi kebencanaan secara berkelanjutan,” kata dia.
Desa Tangguh Bencana
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Lampung Selatan, Ariswandi mengatakan, sosialisasi risiko bencana harus masyarakat pesisir ketahui melalui sekolah lapang iklim. Terutama di daerah Lampung Selatan yang memiliki sembilan potensi bencana.
Dia mengatakan sebagai langkah mitigasi bencana terutama bagi masyarakat pesisir telah dibentuk pula desa tangguh bencana (destana). Tugasnya sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam membantu masyarakat menghadapi situasi bencana.
“Harapan kami, destana dan masyarakat bisa memahami cara mengurangi dampak perubahan iklim serta menghadapi bencana alam,” pungkasnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.