Bandar Lampung (Lampost.co) — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung memprediksi bahwa wilayah Lampung akan memasuki musim kemarau mulai dasarian III April hingga dasarian II Juni.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudi Harianto, mengatakan bahwa fase pancaroba atau masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau akan berlangsung sekitar Maret hingga Mei 2025.
Baca juga: Cuaca Wilayah Lampung Cerah Berpotensi Hujan di Beberapa Wilayah
“Pada periode ini, hujan lebat, petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es sering terjadi sebagai bentuk perubahan cuaca ekstrem,” ujarnya pada Kamis, 8 Mei 2025.
Berdasarkan peta prakiraan awal musim kemarau tahun 2025, BMKG mencatat bahwa Lampung Selatan, Pesawaran, dan Pringsewu akan memasuki musim kemarau pada April.
Kemudian, BMKG memprediksi bahwa Bandar Lampung, Metro, Lampung Timur, Tulang Bawang, Mesuji, Tanggamus, dan Way Kanan akan memasuki musim kemarau pada Mei 2025.
Sementara itu, BMKG memperkirakan bahwa Pesisir Barat, Lampung Barat, Tulang Bawang Barat, Lampung Utara, dan Lampung Tengah akan mengalami awal musim kemarau pada Juni.
Meskipun musim hujan akan segera berakhir, hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat masih dapat terjadi selama fase pancaroba.
“Fenomena ini dapat meningkatkan risiko banjir bandang dan tanah longsor. Terutama di wilayah yang memiliki kemiringan tinggi atau sistem drainase yang buruk, seperti di Bandar Lampung,” tuturnya.
BMKG mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir maupun longsor agar tetap waspada. Hal itu dengan menjaga saluran air agar tidak tersumbat guna mengurangi risiko genangan.
Potensi Bencana Selama Kemarau
Analis Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, Wahyu Hidayat, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi potensi bencana selama musim kemarau.
“Tentu kami telah bersiap dan menjalin koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mengantisipasi dampak musim kemarau,” katanya.
Menurutnya, bencana yang berpotensi terjadi pada musim kemarau mencakup kekeringan. Karena kekeringan dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari serta sektor pertanian dan perikanan. Ia juga menyebut bahwa potensi kebakaran hutan dan lahan akan meningkat.
BPBD juga terus meningkatkan edukasi kepada masyarakat. Hal itu agar selalu siaga menghadapi potensi bencana di musim kemarau. Terutama bagi warga yang tinggal di wilayah dengan tingkat hotspot yang tinggi.
“Jika terjadi bencana yang meluas, kami akan berkoordinasi dengan BNPB untuk menangani situasi tersebut. Termasuk dalam hal dukungan dana siap pakai,” pungkasnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News