• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Kamis, 16/10/2025 16:34
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Ekonomi dan Bisnis

11 Cara Mengatasi Tren Doom Spending yang Bisa Buat Gen Z – Milenial Miskin

EffranbyEffran
26/09/24 - 09:27
in Ekonomi dan Bisnis
A A
Ilustrasi doom spending. AI/Freepik

Ilustrasi doom spending. AI/Freepik

Jakarta (Lampost.co) — Fenomena doom spending menjadi strategi bagi anak muda untuk mengelola kecemasan terkait keuangan dan situasi ekonomi yang lebih luas. Namun, kebiasaan itu berisiko merusak kesehatan keuangan dalam jangka panjang.

Doom spending adalah istilah untuk pengeluaran berlebihan pada barang atau pengalaman mewah, seperti perjalanan. Laporan Euro News menyebut banyak orang yang merasa menabung tidak ada gunanya karena merasa tidak akan mencapai tujuan keuangan. Akibatnya, generasi itu memilih untuk hidup di masa sekarang dan mengabaikan masa depan.

Terapi belanja itu bukan hal baru. Konsumerisme lama digunakan untuk memperoleh kepuasan instan, terutama saat orang merasa sedih. Namun, doom spending memperburuk masalah itu dengan memicu utang, ketiadaan tabungan, hingga kekurangan dana pensiun.

Survei dari Credit Karma menunjukkan generasi Z dan milenial lebih cenderung berbelanja sebagai pelarian dari kekhawatiran. Hal itu pada 43 persen milenial dan 35 persen Gen Z dengan sering melakukan pengeluaran berlebihan.

Iona Bain, pendiri Young(ish) Money, mengatakan berbelanja sebagai cara yang mudah dan tidak membutuhkan banyak usaha untuk menenangkan diri. Ekonomi konsumen lama bergantung pada keyakinan untuk membeli barang baru bisa memulihkan suasana hati.

Salah satu alasan utama ketidakmampuan membeli aset seperti rumah atau apartemen, akibat situasi ekonomi dan tingginya suku bunga hipotek.

Survei Credit Karma mengungkapkan 16% Gen Z merasa cemas tentang keamanan pekerjaan, 23% kekurangan pekerjaan bergaji tinggi, dan 21% terhadap penurunan upah. Sementara 71 persen dari Gen Z dan milenial merasa khawatir tentang masa depan keuangan yang memicu perilaku pembelian impulsif.

Popularitas aplikasi buy now, pay later (beli sekarang, bayar nanti) serta pengaruh media sosial yang terus-menerus mempromosikan produk, turut mendorong fenomena itu.

Cara Mengatasi Pengeluaran Berlebihan

Menurut Louise Hill, salah satu pendiri GoHenry, menilai penting untuk mengajari anak muda kekuatan finansial terletak pada literasi keuangan. Memiliki tujuan tabungan, menolak tekanan teman sebaya, dan menemukan cara sehat untuk mengatasi kecemasan akan memberi masa depan finansial lebih cerah.

Untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu itu, berikut beberapa langkah yang bisa kedua generasi itu ambil:

1. Buat Buku Harian Pengeluaran

Mencatat apa yang dibeli, bagaimana perasaan saat membeli, dan pembelajaran yang didapat dari pengalaman tersebut. Hal itu bisa membantu memahami pola pengeluaran.

2. Batasi Penggunaan Medsos dan Aplikasi Belanja

Hapus aplikasi belanja atau batasi waktu untuk menggunakan media sosial agar tidak terjebak dalam pengeluaran impulsif.

3. Unfollow Influencer

Berhenti mengikuti influencer yang kerap mempromosikan barang-barang mewah bisa membantu mengurangi dorongan untuk membeli.

4. Cari Kegiatan Pengganti Menenangkan

Ganti kebiasaan berbelanja dengan aktivitas lain, seperti yoga, mandi busa, atau berjalan-jalan.

5. Tetapkan Anggaran Bulanan

Buat anggaran yang realistis dan tetapkan batas pengeluaran untuk berbagai kategori, seperti hiburan, makanan, dan transportasi. Mengikuti anggaran akan membantu lebih sadar akan pengeluaran dan mencegah belanja impulsif.

6. Prioritaskan Menabung Sebelum Belanja

Terapkan metode “pay yourself first,” dengan menyisihkan sebagian penghasilan untuk tabungan atau investasi. Hal itu sebelum mengalokasikan uang untuk belanja atau kebutuhan lainnya.

7. Gunakan Metode 24 Jam

Jika merasa tergoda untuk membeli sesuatu yang tidak penting, berikan waktu 24 jam sebelum melakukan pembelian. Hal itu memberi waktu untuk mempertimbangkan pembelian tersebut benar-benar perlu atau tidak.

8. Hindari Pembelian dengan Kartu Kredit

Berbelanja dengan kartu kredit dapat membuat pengeluaran tidak terasa nyata karena tidak langsung mengeluarkan uang tunai. Coba untuk lebih sering menggunakan uang tunai atau kartu debit agar lebih sadar terhadap pengeluaran.

9. Tingkatkan Literasi Keuangan

Ikuti kursus keuangan pribadi atau baca buku tentang literasi keuangan. Makin memahami cara mengelola uang akan kecil kemungkinannya untuk melakukan pengeluaran impulsif.

10. Buat Tujuan Keuangan Jangka Panjang

Memiliki tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah atau pensiun dengan nyaman, bisa memberikan motivasi untuk menahan godaan belanja impulsif dan lebih fokus menabung.

11. Temukan Support System

Bergabung dengan komunitas yang mendukung kebiasaan menabung atau ikuti tantangan keuangan bersama teman-teman. Hal itu bisa membantu tetap bertanggung jawab terhadap tujuan keuangan.

Dengan menerapkan berbagai strategi ini, kamu dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan dan menghindari dampak buruk dari doom spending.

Tags: Doom spendingKeuangan Gen zkeuangan milenialliterasi keuanganliterasi keuangan gen zliterasi keuangan milenial
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Harga emas batangan Antam hari ini, Kamis. Dok ANTARA

Harga Emas 16 Oktober 2025 Tembus Rp2,4 Juta

byEffran
16/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) melonjak untuk perdagangan pada Kamis, 16 Oktober 2025....

Pengawasan Harus Masif di Sektor Perkebunan Terkait Temuan Kontaminasi Zat Radioaktif pada Cengkeh

Pengawasan Harus Masif di Sektor Perkebunan Terkait Temuan Kontaminasi Zat Radioaktif pada Cengkeh

byRicky Marlyand1 others
16/10/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- DPRD Lampung mendorong agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung untuk secara masif melakukan pengawasan, khususnya pada sektor...

Petugas menyiapkan makanan untuk Makan Bergizi Gratis (MBG). (ANTARA)

Anggaran MBG Dilarang Menganggur

byEffran
15/10/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan dana program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak boleh menganggur jika tidak...

Load More

Berita Terbaru

Saskia Chadwick dan Fadi Alaydrus Hidupkan Kisah Penyembuhan Cinta dalam Film Tak Kenal Maka Taaruf
Hiburan

Saskia Chadwick dan Fadi Alaydrus Hidupkan Kisah Penyembuhan Cinta dalam Film Tak Kenal Maka Taaruf

byNana Hasan
16/10/2025

Jakarta (Lampost.co) - Aktris muda Saskia Chadwick tampil penuh emosi dalam film Tak Kenal Maka Taaruf. Ia memerankan Zoya, mahasiswi...

Read moreDetails
Dua remaja asal Kecamatan Bulok ditangkap warga setelah tertangkap basah mencuri tiga karung buah kapulaga kering di rumah warga Pekon Antar Brak, Kecamatan Limau, Selasa, 14 Oktober 2025, dini hari. (Dok Polres)

Dua Remaja Ketahuan Mencuri 70 Kg Kapulaga di Limau Tanggamus

16/10/2025
Cristiano Ronaldo, Pemain dengan Koleksi Gol Terbanyak di Kualifikasi Piala Dunia

Cristiano Ronaldo, Pemain dengan Koleksi Gol Terbanyak di Kualifikasi Piala Dunia

16/10/2025
Seminar Nasional bertema *Generasi Muda dan Perempuan: Pilar Kebangsaan di Tengah Dinamika Demokrasi* yang digelar Kohati HMI Jawa Tengah-DIY di Semarang,

Pemuda dan Perempuan Jadi Inisiator Kuat Pembangunan Bangsa

16/10/2025
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan waspada gelombang tinggi perairan Lampung. Dok BMKG

Waspada Gelombang Tinggi Perairan Lampung

16/10/2025
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.