Bali (Lampost.co) – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan lebih dari 35 juta orang Indonesia aktif main game online.
Namun, kontribusi perputaran uang dari industri game yang masuk ke Indonesia masih sangat rendah, yakni di bawah 1 persen dari total nilai industri global.
“Dari semua perputaran dana di sektor game, sangat sedikit yang masuk ke Indonesia. Masih di bawah 1 persen,” kata Hokky Situngkir, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo.
Dia menjelaskan industri game Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan. Pada 2023, sektor itu mencatatkan pendapatan lebih dari USD 1,6 miliar.
Angka itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar game di Asia Tenggara. Ia menekankan game kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
“Game bukan lagi sekadar hiburan. Ini menjadi bagian dari rutinitas masyarakat dan terus berkembang seiring dengan transformasi digital,” ujar dia.
Meski begitu, rendahnya perputaran uang yang kembali ke dalam negeri menandakan masih ada tantangan besar dalam memaksimalkan potensi industri game lokal.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional. Regulasi itu untuk mempercepat pertumbuhan sektor game dan mendukung ekosistem industri digital di Indonesia.
“Harapannya percepatan industri game dan penguatan transformasi digital bisa memperoleh lebih banyak manfaat ekonomi,” kata dia.
Selain itu, meski pemerintah fokus pada pengembangan industri game lokal, tidak ada kebijakan untuk mempersulit penjualan game luar negeri di Indonesia. Ia berharap ekosistem game di Indonesia bisa berkembang secara inklusif dan kolaboratif dengan industri global.