Jakarta (Lampost.co): Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan ada usulan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite naik seiring pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sejak September 2022, harga pertalite tidak mengalami perubahan yakni Rp10.000 per liter.
“Kalau BBM subsidi iya (ada usulan penaikan harga), kalau nonsubsidi belum ada,” ungkapnya saat ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 28 Juni 2024.
Baca juga: Ungkapan Denny Sumargo Sempat Ingin Jadi Muslim Namun Batal karena Alasan Ini
Dia menerangkan dengan melemahnya rupiah, mempengaruhi harga keekonomian pertalite dengan harga minyak yang berlaku saat ini. Pada November 2023 tercatat, harga keekonomian pertalite sebesar Rp12.000 per liter. Artinya, pemerintah menanggung Rp2.000 dari setiap liter BBM subsidi.
“Ya naik dong (harga keekonomian), kan karena harga minyak,” ucapnya.
Kendati demikian, sampai saat ini belum ada keputusan dari pemerintah mengenai kapan kepastian kenaikan harga BBM subsidi. Sementara, untuk perubahan harga BBM nonsubsidi yakni pertamax series diserahkan kepada PT Pertamina (Persero).
“Ya itu kan keputusan nonsubsidi (dari Pertamax). Cuma, kalau soal kenaikan itu melihat daya beli masyarakat,” kata Menteri ESDM.
Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menuturkan pihaknya menyerahkan kepada pemerintah pusat mengenai keputusan perubahan harga pertalite yang merupakan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) tersebut.
“Kalau harga BBM subsidi kewenangan dari pemerintah,” tegasnya.
Selain itu, Irto juga belum bisa memastikan mengenai harga BBM nonsubsidi apakah mengalami kenaikan atau tidak pada Juli mendatang. Pihaknya masih melakukan investasi mereviu komponen yang mempengaruhi harga pertamax cs yakni nilai tukar dolar AS dan mean of platts Singapore (MOPS) atau acuan harga BBM untuk pasar minyak Asia.
“Belum ada keputusan, masih kami reviu mempertimbangkan komponen penentu harga BBM yaitu MOPS dan kurs,” pungkasnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.