Bandar Lampung (Lampost.co)–APBN Regional Lampung terus memainkan peran sentral dalam mendukung perekonomian daerah yang inklusif, berkelanjutan, dan responsif terhadap tantangan. Ekonomi Lampung tumbuh stabil dengan pertumbuhan 4,80% (yoy) dan 9,71% (qtq). Inflasi mencapai 2,16% (yoy), sedikit di atas inflasi nasional 1,84% (yoy) namun masih dalam target 2,5±1%.
Hingga 30 September 2024, realisasi Pendapatan Negara mencapai Rp8.120,68 miliar atau 71,22% dari target, dengan pertumbuhan 6,95% – tertinggi tahun ini. Penerimaan Pajak Dalam Negeri mencapai Rp6.289,77 miliar (69,61%), Bea Masuk Rp387,11 miliar (70,53%), Cukai Rp9,88 miliar (439,82%), dan PNBP Rp1.195,09 miliar (114,37%).
Kinerja ekspor-impor terpengaruh gejolak ekonomi global. Neraca perdagangan Lampung hingga Agustus 2024 mencatatkan surplus US$492,72 juta dengan ekspor meningkat 31,77% (mtm). Ekspor dari sektor industri pengolahan, pertambangan, dan pertanian bertumbuh signifikan. Sementara, impor turun 61,55% (mtm) akibat penurunan impor barang konsumsi dan bahan baku penolong.
Baca Juga: Edukasi Literasi Keuangan dan APBN melalui Program Kemenkeu Mengajar
Realisasi Belanja Negara mencapai Rp24.576,33 miliar atau 73,64% dari pagu, tumbuh 11,19% (yoy). Pertumbuhan tertopang oleh Belanja Pemerintah Pusat (BPP) dan Transfer ke Daerah (TKD) yang masing-masing meningkat 12,60% (yoy) dan 10,63% (yoy). Belanja Pegawai sebesar Rp3.273,77 miliar penggunaannya untuk pembayaran gaji, tunjangan, dan THR ASN/TNI/Polri; Belanja Barang sebesar Rp3.117,58 miliar untuk pemilu/pemilukada; dan Belanja Modal Rp613,38 miliar untuk revitalisasi pendidikan tinggi dan vokasi.
TKD mencapai Rp17.546,86 miliar, atau 78,21% dari pagu, dengan pertumbuhan 10,63% (yoy) mendapat peningkatan di Bidang Kesehatan dan KB sebesar 124,55% (yoy). DAU mencapai Rp11.127,71 miliar, Dana Desa Rp2.190,64 miliar, Insentif Fiskal Rp170,31 miliar, dan DAK Fisik Rp639,23 miliar.
Sementara itu, DBH mengalami kontraksi 15,65% (yoy) dan DAK Non-Fisik turun 0,50% (yoy).
Dana Desa mencapai Rp2.190,64 miliar, terutama pemanfatannya untuk pembangunan jalan usaha tani sepanjang ±971.484 meter. Serta program pemberdayaan dan pemerataan kualitas desa.
Di Kampung Bandar Agung, Lampung Tengah, Dana Desa digunakan untuk rehabilitasi jalan usaha tani dan infrastruktur lainnya, yang berkontribusi pada penghargaan Juara II Lomba Desa Nasional dan prestasi digitalisasi desa.
Outlook Pendapatan Daerah Pasca Perda PDRD 2024
Setelah pemberlakuan Perda PDRD pada Januari 2024, Pendapatan Pajak Daerah Provinsi mengalami penurunan setelah tren positif dari Rp1,83 triliun menjadi Rp2,42 triliun (32,20% yoy) selama 2017-2023.
Pajak Kendaraan Bermotor berkontribusi 31,18% dari total penerimaan pajak. Di Kabupaten/Kota, Pendapatan Pajak Daerah tumbuh signifikan sebesar 2.419,88% (yoy), terutama oleh kenaikan PBB-P2 sebesar 4.115,11% dan BPHTB sebesar 2.726% (yoy).
Pendapatan Retribusi Daerah Provinsi meningkat pesat 5.378,36% (yoy) dari tren stagnan sebelumnya. Pendapatan Retribusi Kabupaten/Kota juga naik 285,36% (yoy), mencapai Rp263,70 miliar. Ke depan, kolaborasi perangkat hukum perlu untuk mendukung pajak kendaraan dan administrasi di awal 2025.