Bandar Lampung (Lampost.co) — Bank Indonesia mendorong akselerasi perekonomian Lampung melalui penguatan hilirisasi komoditas unggulan. Langkah itu menjadi strategi penting untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Lampung, Bimo Epyanto, mengatakan hilirisasi menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing daerah. Lampung memiliki potensi besar dari sektor pertanian, energi terbarukan, dan industri berbasis ekspor yang perlu pengolahan secara berkelanjutan.
Menurutnya, penguatan hilirisasi bisa melalui tiga pilar utama. Pertama, unlock local potential, yaitu memaksimalkan potensi lokal melalui pengembangan sektor unggulan, infrastruktur, sinkronisasi regulasi, serta peningkatan kapasitas masyarakat.
“Fokus kami bukan hanya pada produksi, tetapi juga penguatan nilai tambah. Ini bisa tercapai jika Lampung mampu membangun industri pengolahan yang terhubung langsung dengan rantai pasok global,” ujarnya dalam agenda Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Lampung Triwulan II 2025 di Novotel Lampung, Kamis, 11 September 2025.
Bimo menuturkan, pembangunan infrastruktur menjadi faktor penting. Jalan produksi, jalur distribusi, irigasi, hingga kawasan industri harus siap untuk memastikan distribusi hasil pertanian dan komoditas unggulan berjalan efisien.
Selain itu, dia menekankan pentingnya sinkronisasi regulasi agar hambatan investasi dapat teratasi. Kepastian hukum menjadi faktor yang menentukan minat investor dalam membangun hilirisasi di Lampung.
“Termasuk pelatihan dan pengembangan masyarakat lokal agar siap bersaing di sektor unggulan,” kata dia.
Integrasi Program Strategis Nasional
Pilar kedua adalah align with national programme. BI mendorong agar daerah mengintegrasikan program strategis nasional seperti swasembada pangan, hilirisasi komoditas, hingga proyek strategis nasional ke dalam rencana pembangunan daerah.
“Lampung perlu memaksimalkan dukungan APBN, DAK, hingga skema pembiayaan hijau. Integrasi kebijakan pusat dan daerah akan memberi kepastian bagi investor,” jelasnya.
Sementara itu, pilar ketiga adalah collaborate for growth. Sebab, penguatan kerjasama multipihak sangat perlu, salah satunya melalui forum promosi investasi daerah atau FOILA yang melibatkan pemerintah daerah, kementerian, sektor swasta, dan masyarakat.
“Citra daerah yang aman, stabil, dan menguntungkan harus terus ada penguatan. Sehingga, Lampung bisa menjadi tujuan investasi yang berdaya saing,” kata dia.








