Bandar Lampung (Lampost.co) — Sistem Warung Madura makin menjamur di Lampung. Toko kelontong secara khusus memiliki ciri khas buka selama 24 jam dengan barang-barangnya yang lengkap.
Warung 24 jam salah satunya berada di Jalan Agus Salim, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung. Meski toko tersebut dimiliki orang Bugis, konsepnya serupa dengan warung Madura.
Mulai dari tatanan barang yang rapih, produk dagangan lengkap, harga yang lebih murah, dan paling mencolok pemiliknya asli orang Bugis.
BACA JUGA: Warung Madura, Toko Kelontong yang Bisa Hancurkan Minimarket Modern Mulai Menjamur di Lampung
Bahkan, usaha produk kebutuhan sehari-hari itu telah berlangsung secara beberapa generasi selama 23 tahun. Namun, warungnya tersebut baru buka selama dua bulan di Lampung.
“Sebelumnya di Tangerang, keturunan keluarga selama 23 tahun berjualan”, kata Idris, pemilik warung, pada Lampost.co, Selasa, 7 Mei 2024.
Dia mengatakan membuka warung 24 jam demi meraih keuntungan lebih cepat guna membayar sewa ruko bulanan. Hal itu dilakukan dengan harga barang dari agen yang lebih murah. “Rokok, telor, di sini lebih murah,” ujar dia.
Sementara untuk menjaga warung yang selalu buka itu berlangsung secara bergantian bersama istri dan anaknya.
Keamanan saat malam juga cukup terjaga dan pembeli juga mayoritas saat tengah malam, seperti rokok, makanan, minuman, dan obat. “Kalau tengah malam kan warung lain sudah tutup, jadi warga beli ke sini”, ujar dia.
Jaga Bersama Suami
Penjaga warung 24 jam lainnya, Jia, mengaku toko tersebut selalu beroperasi tanpa tutup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota. Tujuan lainnya juga agar dapat melunasi sewa ruko setiap tahunnya.
“Sebenarnya tidak terinspirasi dari mana-mana. Cuma kalau tidak buka 24 jam nanti tidak bisa menutupi uang kontrakan karena besar biaya sewanya,” kata penjaga Toko Anugrah di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Kemiling itu.
Toko kelontong itu yang baru buka empat bulan terakhir itu hanya dijaga dirinya bersama sang suami. Keduanya bekerja di toko tersebut dengan berbagi shift.
“Karyawannya cuma saya dan suami. Saya dari pagi sampai jam 9 malam. Lalu lanjut suami dari malam sampai pagi,” ujar dia.
(PKL: Salsa Fadilah dan Deswita Embe Antika)