Jakarta (Lampost.co): Angka garis kemiskinan pada Maret 2024 sebesar Rp582.932 per kapita per bulan. Jumlah ini naik 5,9% bila membandingkan pada Maret 2023 dengan Rp550.458 per kapita.
Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik (BPS) Imam Machdi menjelaskan naiknya angka garis kemiskinan penyebabnya adalah harga-harga pangan yang melonjak drastis. Sejumlah komoditas pokok selama Maret 2023-Maret 2024 mengalami kenaikan harga. Antara lain beras melambung 20,07%, telur ayam ras 11,56%, dan cabai merah 45,94%.
Baca juga: Pj Gubernur Lampung Minta Perusahaan Ikut Tingkatkan Infrastruktur
“Kenaikan harga komoditas pokok ini tentu memengaruhi tingkat konsumsi dan pengeluaran masyarakat. Hal ini yang tercermin dari angka garis kemiskinan,” ungkapnya dalam konferensi pers Rilis BPS secara daring, Senin, 1 Juli 2024.
Secara rata-rata, lanjut dia, garis kemiskinan per rumah tangga pada Maret 2024 mencapai Rp2.786.415 per bulan. Atau naik 7,47% bila membandingkan pada kondisi Maret 2023 sebesar Rp2.592.657 per bulan.
Garis kemiskinan per rumah tangga merupakan gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga. Yakni untuk memenuhi kebutuhan agar tidak masuk dalam kategori miskin. Selain itu, berdasarkan komponen pembentuknya peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan komoditas bukan makanan.
Pada Maret 2024 komoditas makanan terhadap garis kemiskinan memiliki andil 74,44%. Sedangkan komoditas bukan makanan menyumbang 25,56%.
Makanan Menyumbang Andil Besar
Pada Maret 2024, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan. Baik di perkotaan maupun perdesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan terbesar, yakni 21,84% di perkotaan dan 25,93% di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan yakni 11,56% di perkotaan dan 10,90% di perdesaan.
Komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar, baik pada garis kemiskinan perkotaan dan perdesaan, ialah perumahan sebesar 8,64% di perkotaan dan 8,34% di perdesaan, lalu bensin dengan andil 4,13% di perkotaan dan 3,90% di perdesaan.
Imam kemudian menguraikan pada Maret 2024, garis kemiskinan perkotaan sebesar Rp601.871 per kapita. Ini lebih tinggi bila membandingkan di perdesaan yaitu Rp556.874 per kapita.
“Jika kita lihat kenaikan garis kemiskinan perkotaan dari Maret 2023 ke Maret 2024 sebesar 5,72%. Atau lebih rendah bila membandingkan garis kemiskinan di perdesaan dengan 6,06%,” imbuhnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.