Jakarta (Lampost.co) — Pelaku usaha yang tergabung Asosiasi Depot Air Minum (Asdamindo) menilai iklan produsen air minum galon sekali pakai (GSP) memojokkan galon Polikarbonat (PC). Untuk itu hal tersebut perlu adanya pembuktian kebenaran.
“Kami ingin bukti tempat yang galonnya kemasukan kecoak. Ilustrasi dalam iklan itu sangat menghina dan menyudutkan pelaku usaha depot air minum yang sangat tergantung pada galon PC,” ujar Ketua Umum Asdamindo, Erik Garnadi.
Dia melihat iklan tersebut hanya memberikan gambaran mereka mengalami ketakutan kalah bersaing dari segi penjualan dengan pengusaha depot air minum.
BACA JUGA: 9 Ribu Situs Pemerintah Tersisip Iklan Judi Online, Kominfo Hanya Dapat Mengimbau
“Kami melihat jelas mereka ketakutan dan kalah dalam segi penjualan dari UMKM depot air minum,” ujar dia.
Dia menilai justru produsen GSP yang tidak mengawasi penggunaan galon yang sering masyarakat gunakan saat membeli air minum isi ulang di depot-depot.
“Itu membuktikan galon sekali pakai masih banyak yang tidak ditarik dan malah diisi ulang di tempat pengisian depot air minum,” ujarnya.
Menurut dia, hal itu lebih berbahaya bagi kesehatan konsumen. Seharusnya pelaku usaha air minum melakukan persaingan secara sehat dan jangan saling menyudutkan.
“Seharusnya saling membantu terkait pelaksanaan dan pengawasan. Kalau ada yang tidak berkenan lebih baik duduk bersama dan jangan mendiskriminasi produk lain,” katanya.
Seorang pelaku usaha depot air minum, Willy Chandra, mengatakan iklan produsen GSP sangat mendiskreditkan pengguna galon PC. “Cara promosinya terkesan tidak memiliki etika berbisnis yang sehat,” kata dia.
Iklan GSP itu terkesan ada unsur persaingan usaha yang menggunakan galon Polikarbonat tidak bermerek. Secara kenyataan di lapangan sangat jarang galon-galon tidak bermerek masyarakat gunakan saat membeli air minum isi ulang di depot-depot.
“Kebanyakan galon-galon bermerk. Mereka mungkin takut terkena somasi jika menggunakan ilustrasi galon bermerk, apalagi ilustrasinya itu tidak benar,” ujarnya.