Bandar Lampung (Lampost.co)– Warung angkringan sangat lekat dengan nuansa pinggir jalan dan harga menu yang ramah di kantong. Maraknya kehadiran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) jenis ini turut mendorong peningkatan perekonomian mikro.
Pengamat ekonomi, Yoke Moelgini menyebut fenomena maraknya angkringan juga mampu meningkatkan perputaran uang di masyarakat.
“Pasar itu terbentuk oleh kekuatan supply dan demand. Angkringan yang semakin marak sekarang ini, artinya memang demand dari masyarakat juga kuat,” ujarnya, Jum’at, 27 September 2024.
Minat masyarakat terhadap angkringan dapat terus ditingkatkan melalui inovasi dari para pemilik usaha untuk menarik pelanggan.
Seperti peningkatan value produk, pelayanan, maupun kenyamanan tempat. Sehingga daya beli dapat dipertahankan dan ekonomi mikro semakin menguat.
“Supaya tetap ramai (angkringan), maka butuh inovasi di sisi value produk untuk menarik minat pembeli,” kata dia.
Mengenai keberadaan angkringan yang ramai dan kerap menimbulkan kemacetan, Yoke menilai hal tersebut merupakan sebuah dilema.
“Karena kalau angkringan tiba-tiba dipaksa pindah juga, di tempat baru belum tentu terbentuk pasar seperti sebelumnya, karena penyebaran informasi juga kestrategisan lokasi itu turut berpengaruh,” ungkapnya.
Dia berharap pemerintah menyiapkan suatu pusat UMKM yang strategis. Selain itu, harus ada fasilitasi publikasi maupun penyiaran jika angkringan hendak dipindahkan ke pusat UMKM. Sehingga demand tetap terjaga dan tidak ada kerugian yang ditimbulkan.
“Memang harusnya ada pusat UMKM. Tapi kalau yang ada saat ini dipindahkan, maka akan berpengaruh terhadap demand,” pungkasnya. (CR3)