Jakarta (Lampost.co)— Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengungkapkan bahwa Budi Arie Setiadi, yang kini menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Ia akan menggantikan posisinya sebagai Menteri Koperasi dalam kabinet Prabowo Subianto. Teten juga menyebutkan bahwa Maman akan menjadi Menteri UKM.
Teten menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan penuh kepada kedua calon menteri tersebut. Pemerintahan mendatang berencana memisahkan Kementerian Koperasi dan UKM menjadi dua kementerian terpisah: Kementerian Koperasi dan Kementerian UKM. Meskipun terpisah,
“Kami yakin kedua kementerian tersebut akan tetap bekerja sama dengan baik. Mengingat koperasi telah menjadi alat yang efektif dalam memperkuat usaha mikro,”ucapnya.
Teten juga berencana untuk menyampaikan masalah-masalah serta tugas yang belum terselesaikan kepada kedua calon menteri tersebut saat serah terima jabatan.
Sebelumnya, telah beredar informasi mengenai rencana pembentukan 46 kementerian/lembaga dalam struktur pemerintahan baru, termasuk pemisahan beberapa kementerian seperti Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Budi Arie Setiadi
Budi Arie Setiadi, lahir di Jakarta pada 20 April 1969, adalah seorang politikus dan mantan jurnalis. Ia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika sejak 17 Juli 2023, menggantikan Johnny G Plate yang tersandung kasus korupsi. Sebelumnya, Budi Arie menjabat sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dari 2019 hingga 2023.
Budi Arie dibesarkan di Jakarta oleh orang tuanya, Joko Asmoro dan Pudji Astuti. Ia menempuh pendidikan dasar di SD Marsudirini di Jakarta Utara dan melanjutkan ke SMP di sekolah yang sama. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di SMA Kolese Kanisius Jakarta dan lulus pada 1990. Budi kemudian kuliah di Universitas Indonesia (UI), mengambil jurusan ilmu komunikasi di FISIP dan lulus pada 1996.
Selama di UI, Budi aktif dalam organisasi mahasiswa. Ia menjabat sebagai Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP UI (1993-1994) dan anggota Presidium Senat Mahasiswa UI (1994-1995). Di dunia jurnalistik, Budi sempat mengelola mingguan Media Indonesia dan mendirikan surat kabar kritis “BERGERAK” pada masa reformasi 1998. Ia juga menjadi jurnalis di Mingguan Ekonomi Kontan dari 1996 hingga 2001.
Pada 2002, Budi melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam bidang manajemen pembangunan sosial dan lulus pada 2005. Setelah itu, ia terjun ke politik sebagai kader PDIP. Karier politiknya berkembang saat ia menjadi Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan DPD PDIP DKI Jakarta (2005-2010).
Pada 2013, Budi mendirikan Projo, organisasi relawan terbesar yang mendukung Joko Widodo dalam pencalonan presiden. Selain memimpin Projo, Budi juga merupakan Dewan Penasihat ILUNI UI. Saat ini, ia dipertimbangkan untuk mengisi posisi di kabinet mendatang di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran.