Bandar Lampung (Lampost.co) — Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mencatat tingkat inflasi Lampung pada Juni 2024 mencapai 2,84 persen.
Kepala BPS Lampung, Atas Parlindungan Lubis, menjelaskan kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau memiliki andil tertinggi. Kelompok itu memiliki inflasi hingga 6,35 persen dengan andil 2,05 persen.
Ia juga menyebut ada lima komoditas utama yang memberi kontribusi inflasi tertinggi dalam kelompok tersebut. Di antaranya beras dengan andil (0,32%), kopi bubuk (0, 20%), sigaret kretek mesin (0,19%), cabai merah (0,17%), bawang putih (0,16%).
BACA JUGA: Tekan Inflasi, Pemkot Bandar Lampung Gelar Pasar Murah Putaran Kedua
Tingkat inflasi gabungan itu terukur dari empat kabupaten/kota, yaitu Lampung Timur 4,06% menjadi tingkat inflasi tertinggi. Sementara inflasi terendah ada di Bandar Lampung, yaitu 2,25%.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung, Evie Nawawi, menilai kondisi tersebut masih terbilang normal. Sebab, jika terlalu rendah atau deflasi justru berdampak buruk bagi petani. “Saat ini inflasi masih dalam range yang terkendali,” ujar Evie, Selasa, 9 Juli 2024.
Menurut dia, pihaknya turut menggencarkan operasi pasar sebagai upaya menekan inflasi. Hal itu guna mengendalikan harga bahan pokok jika sedang mengalami kenaikan. “Kami hanya terkait bahan pokok saja,” kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung menggelar pasar murah serentak di 20 kecamatan. Pelaksanaan pasar murah kedua bertujuan menekan inflasi di Kota Tapis Berseri.