Washington (Lampost.co)–Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjadi sorotan dunia internasional setelah mengambil kebijakan tegas di sektor perdagangan global. Dalam pernyataan resminya pada Kamis, 10 April 2025, Trump mengumumkan penangguhan tarif selama 90 hari untuk mayoritas negara mitra dagang Amerika, kecuali China yang justru terkena kenaikan tarif besar-besaran.
Keputusan ini membuat produk impor asal Tiongkok dikenai tarif baru sebesar 145%, naik drastis dari tarif sebelumnya yang berada di angka 34%. Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bentuk balasan atas kebijakan dagang China yang dianggap merugikan kepentingan Amerika Serikat. “Saat AS diserang, Presiden Trump akan membalas dengan lebih keras,” ujarnya.
Sementara itu, negara-negara lain yang belum menerapkan tindakan balasan terhadap kebijakan tarif AS akan mendapatkan jeda sementara. Mereka hanya akan dikenai tarif 10 persen hingga Juli 2025, sebagai bentuk penghargaan atas sikap kooperatif mereka.
Tarif Negara-negara Dunia
Berikut ini adalah daftar lengkap negara-negara yang terdampak kebijakan tarif baru, berdasarkan pengumuman terbaru dari Gedung Putih:
Negara dengan Kenaikan Tarif Signifikan:
-
Tiongkok: dari 34% → 145%
Beberapa negara sebelumnya terancam tarif tinggi namun kini hanya kena tarif 10%. Contohnya:
-
Vietnam: dari 46% → 10%
-
India: dari 26% → 10%
-
Indonesia: dari 32% → 10%
-
Malaysia: dari 24% → 10%
-
Jepang: dari 24% → 10%
-
Taiwan: dari 32% → 10%
-
Thailand: dari 36% → 10%
-
Kamboja: dari 49% → 10%
-
Bangladesh: dari 37% → 10%
-
Filipina: dari 17% → 10%
-
Pakistan: dari 29% → 10%
-
Sri Lanka: dari 44% → 10%
-
Myanmar: dari 44% → 10%
-
Madagaskar: dari 47% → 10%
-
Nigeria: dari 14% → 10%
-
Venezuela: dari 15% → 10%
-
Irak: dari 39% → 10%
-
Zimbabwe: dari 18% → 10%
-
Guyana: dari 38% → 10%
-
Serbia: dari 37% → 10%
-
Botswana: dari 37% → 10%
-
Mauritius: dari 40% → 10%
-
Fiji: dari 32% → 10%
-
Libya: dari 31% → 10%
-
Suriah: dari 41% → 10%
-
Moldova: dari 31% → 10%
-
Malawi: dari 17% → 10%
-
Mozambik: dari 16% → 10%
-
Kazakhstan: dari 27% → 10%
-
Chad: dari 13% → 10%
-
Equatorial Guinea: dari 13% → 10%
Sebagian besar negara dunia lainnya tetap kena tarif 10%, termasuk negara-negara di Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika.
Dengan tarif baru ini, China menjadi satu-satunya negara yang menerima pukulan paling berat, baik secara ekonomi maupun dalam konteks hubungan bilateral dengan Amerika. Kenaikan hingga 145% tentu akan memengaruhi harga produk konsumen di pasar AS yang berasal dari China, seperti elektronik, mainan anak, dan barang rumah tangga.
Sementara itu, penangguhan tarif bagi negara-negara lain merupakan langkah strategis Trump untuk membangun dukungan di tengah kampanye menuju pemilu berikutnya. Sekaligus menunjukkan bahwa AS hanya akan tegas terhadap negara yang melawan kebijakan perdagangannya.