Bandar Lampung (Lampost.co)– Bisnis rental mobil menjadi usaha yang cukup menguntungkan. Hal tersebut melihat dari banyaknya masyarakat yang melakukan mobilisasi menggunakan kendaraan. Namun karena terhalang tidak punya kendaraan mobil jadi memilih untuk menggunakan jasa rental.
Terlebih, dalam momen hari libur keagamaan seperti Natal dan Tahun Baru akan banyak pelancong yang datang untuk berwisata ke Provinsi Lampung. Biasanya mereka memilih untuk menggunakan kendaraan rental karena lebih fleksibel dan mudah.
Namun dibalik keuntungan yang didapatkan, risiko kehilangan mobil pun mengancam pemilik mobil. Pasalnya sudah banyak kasus pelanggan yang merental mobil melakukan penggelapan atau membawa kabur mobil serta menjualnya di luar daerah.
Baca juga: Warga Gadai Tiga Mobil Rentalan hingga Ratusan Juta
Sementara itu, peningkatan peminat yang ingin menggunakan jasa rental mobil dapat diketahui dari melonjaknya pengunjung yang datang di sejumlah tempat wisata yang ada di Lampung. Kemudian volume lahan parkir yang mulai banyak dipenuhi kendaraan.
Salah satu pemilik jasa rental mobil yang berada di Jalan Gama I Gang Gama Jaya, Tanjungsenang, Bandar Lampung, Master Trans Rent (MTR), Yoga Ari Aditia mengatakan peningkatan masyarakat menggunakan jasa rentalnya meningkat hingga 50 persen menjelang Nataru.
“Total kendaraan yang ada di MTR itu 140 unit. Kalau jelang Nataru ini ada peningkatan hingga 50 persen namun bukan pemudik yang mendominasi. Melainkan pelancong atau wisatawan yang berlibur ke Lampung,” kata dia.
Untuk masyarakat yang manfaatkan jasa rentalnya juga rata-rata memilih kendaraan dengan model kendaraan yang harganya masih masuk dalam kantong seperti sejumlah minibus.
Terlebih, pihaknya juga menyediakan jasa pengemudi atau driver. Sehingga memudahkan masyarakat yang menyewa kendaraan bisa terbantu untuk proses pengantaran ke lokasi tujuan.
Omzet Rp500 Juta per Bulan
Dengan rate harga mulai dari Rp250 ribu hingga Rp3 juta per harinya, Yoga mengatakan masyarakat cukup variatif memilih kendaraan. Sehingga tak khayal dia bisa mendapatkan omzet hingga Rp500 juta dalam satu bulan.
“Omzetnya memang cukup besar. Tapi tantangannya juga lebih besar. Harus bisa lebih hati-hati dan selektif dalam memilih calon pelanggan. Karena saat banyak modus penipuan dengan alasan menyewa tapi membawa kabur mobilnya,” kata dia.
Ia menceritakan, memiliki bisnis sewa kendaraan sangat menjanjikan namun penuh suka dan duka. Terlebih, harus bisa memilah dan memilih calon penyewa, hingga memastikan kendaraan dipasang Global Positioning System (GPS) guna memastikan navigasi dan penentuan posisi berbasis satelit.
“Biar lebih aman dan kami tidak was-was, memang harus kita pasang GPS. Kami tidak sekali dua kali dapat kasus penggelapan kendaraan, yang digadai, yang dijual tanpa surat. Tapi alhamdulillah tidak sampai hilang,” jelasnya.
Menurut Yoga, risiko sewa mobil sangat tinggi mulai dari tingkat kejahatan hingga musuh besar dari usaha rental mobil adalah penggelapan. Namun usaha yang dia buka sejak 2018 tersebut terus berproses dengan berani bertahan dan menjadi salah satu jasa sewa kendaraan paling pelanggan cari di Bandar Lampung.
“Saya tidak pernah promosi pakai media sosial, bukan tidak mau melek digital. Tapi saya hati-hati tidak mau sewakan kendaraan ke sembarang orang. Tapi meskipun promosi dari teman ke teman Alhamdulillah unit selalu disewa setiap harinya,” jelas dia.
Berisiko Tinggi
Terpisah, Pengamat Ekonomi Marselina Djayasinga menilai bahwa bisnis penyewaan kendaraan merupakan usaha yang menjanjikan namun tinggi risiko. Sehingga dia harapkan bagi yang belum paham terkait bisnis tersebut tidak mengambil langkah atau coba-coba.
“Bisnis ini memang menjanjikan, karena kita cukup memiliki kendaraan tapi kendaraan itu terus menghasilkan uang setiap harinya. Tapi risikonya juga pasti tinggi, karena akan tinggi aksi kriminalitas,” kata dia.
Menurutnya bagi yang ingin mencoba dan menjajaki usaha penyewaan kendaraan haruslah paham dan tahu benar mekanisme. “Jangan salah langkah, harus bisa tahu dan paham betul. Karena kalau berbisnis makin banyak untungnya, makin besar juga risikonya,” katanya.
Terlebih, ia menggambarkan situasi kriminalitas di Provinsi Lampung yang cukup tinggi membuatnya beranggapan bahwa bisnis sewa kendaraan juga akan menjadi pilihan untuk penjahat beraksi.
“Kalau memang membuka usaha sewa kendaraan pastikan keamanan dengan memasang GPS. Hal ini untuk memantau kendaraan kita dan juga terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian saat memerlukannya,” tutup dia.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News