Bandar Lampung (Lampost.co) — Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung memberikan bantuan, dukungan, dan pendampingan terhadap para pegiat UMKM.
Namun untuk toko kelontong atau warung madura, bukan bagian dari pihak yang mendapatkan dukungan dari dinas tersebut.
“Program kami UMKM yang bersifat hilirisasi,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Evie Fatmawaty, Jumat, 10 Mei 2024.
Salah satu contoh UMKM yang mendapat bimbingan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, menurutnya yakni UMKM yang mengubah bahan baku menjadi bahan jadi. Sehingga mempunyai nilai tambah. “Seperti kopi jadi bubuk kopi atau pengrajin tapis,” katanya.
24 Jam
Sebelumnya, di tengah era persaingan usaha yang semakin ketat, warung madura menjadi eksis dan sukses serta menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam berwirausaha.
Warung madura dikenal oleh sebagian besar masyarakat karena pola kerjanya yang terbilang tak biasa. Jika warung pada umumnya buka sampai dengan sore atau malam hari. Maka tidak demikian dengan warung madura yang bahkan tetap buka 24 jam non stop.
Di Jalan Haji Komarudin, Nomor 8, Rajabaya Raya, tepatnya di bawah fly over Rajabasa Bandar Lampung, terdapat warung madura yang melayani pelanggan hingga seharian penuh.
“Buka 24 jam, tutup hari kiamat”, begitu tulisan yang terpampang di depan warung milik seorang pria 30 tahun bernama Aris Apriyanto ini.
Bersama istri dan adiknya, Aris secara bergantian berbagi jam kerja untuk menjaga warung miliknya yang baru beroperasi pada Januari 2024 lalu.
“Kita harus kompak dan saling bergantian untuk jaga warung. Jadi harus bisa mengatur waktu istirahat supaya sehat terus. Kalau siang istri yang jaga saya isirahat, nanti malam gantian, begitu seterusnya,” kata Aris pada Jumat, 10 Mei 2024.